Selasa, 31 Oktober 2017

Kerugian makan nasi dari beras putih

Nasi merupakan makanan pokok hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Bahkan ada istilah "belum makan kalau belum bertemu nasi".   Nasi yang kita makan umumnya berasal dari beras putih. Semakin putih dan mengkilap beras tersebut, kita beranggapan kualitas berasnya semakin bagus.
Pendapat tersebut tidaklah salah dan tidak juga benar. Karena untuk mendapatkan beras putih tersebut, semenjak dari berbentuk padi hingga menjadi beras, melalui dua kali proses yaitu pecah kulit dan penyosohan (dipoles). Dengan proses penyosohan, berakibat hilangnya beberapa kandungan gizi pada beras, diantaranya
  • 67 % vitamin B3
  • 80 % vitamin B1
  • 90 % vitamin B6
  • 50 % zat mangan
  • 50 % zat posfor
  • 60 % zat besi
  • Serat dan asam lemak esensial
Bahkan kadang kala juga ditambahkan berbagai zat yang bisa membahayakan kesehatan kita.
Sungguh merupakan sebuah kerugian besar bagi kita selama ini.

Lalu, beras apa yang sehat dan menyehatkan untuk dikonsumsi?
Kita mungkin sudah mendengar tentang beras Coklat. Beras coklat merupakan beras yang hanya mengalalmi sekali proses penggilingan atau yang lebih dikenal dengan beras pecah kulit,dimana hanya membuang lapisan sekamnya saja. Secara tampilan, beras coklat kurang menarik dibandingkan beras putih sehingga jarang dikonsumsi.
Beras coklat yang masih sedikit beredar dipasaran saat ini berasal dari budidaya padi secara konvensional dan organik. Tentu beras coklat organik akan mempunyai nilai gizi yang lebih dari pada yang konvensional.

Selain dari perbedaan mendasar beras putih dan beras coklat tadi, perlakuan dalam pencucian beras pun menjadi hal yang diabaiakan begitu saja selama ini dalam memasak nasi. Kebiasaan kita selama ini, sering dalam melakukan pencucian beras secara berulang-ulang sampai air cucianya berwarna bening. Pencucian beras hendaklah hanya untuk sekedar menghilangkan kotoran dan debu saja (1-2 kali), karena setelah beras di poles oleh penggilingan padi ditambah lagi pengikisan zat gizi pada saat mencuci beras. Pencucian pertama biasanya airnya keruh, yang itu berarti lapisan terluar beras ikut terkikis. Kandungan vitamin B1 akan semakin hilang dari beras, sehingga walaupun kita banyak mengkonsumsi beras, tubuh kita mudah lesu dan tidak optimal dalam berfikir.

Kandungan yang terdapat pada air cucian beras (air tajin) :
- 80% vitamin B1
- 70% vitamin B3
- 90% vitamin B6
- 50% zat mangan
- 50% fosfor

Beras putih bersih dan mengkilap memang enak dipandang mata dan rasanya pun enak, namun kandungan gizinya telah berkurang. Kini tergantung pada masing-masing kita lagi, apakah ingin enak, atau ingin sehat? Tentu ketersediaan beras coklat di pasaran masih sangat sedikit, maka dari itu mulailah dengan memerbaiki cara mencuci beras yang baik. Disamping perut kita kenyang, tentu kesehatan juga harus dijaga. Tentu kita mencontoh orang tua kita dahulu yang memproses beras dengan menggunakan kincir air sehingga beras yang dihaasilkan lebih sehat dan berkualitas.