Dalam upaya meningkatkan hasil produksi padi, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan petani. Baik dalam modernisasi alsintan, penyedian benih berkualitas, pengadaan pupuk serta teknologi lain yang tujuannya untuk kesejahteraan petani.
Bibit atau benih padi merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan tersebut. Pemerintah menganjurkan pemakaian benih muda (10-15 hss) agar didapat anakan padi yang lebih banyak. Namun dengan menggunakan benih muda, hama keong masih menghantui petani. Tidak sedikit pula petani yang menggunakan benih tua yang salah satu tujuannya untuk menghindari benih di makan oleh keong. Hal yang sama terjadi untuk penanaman satu benih per lubang tanam.
Berbagai penelitian dan uji coba terutama untuk penanaman padi dengan umur dan jumlah yang berbeda. Tapi banyak dilakukan pada petak sawah yang berbeda. Walaupun petak sawah tersebut berdampingan, namun faktor tanah dan air tentu akan berpengaruh pada perkembangan dan hasil panen. Untuk itu, kelompok tani Rimbun yang berlokasi di nagari Ampang Gadang, kec Ampek Angkek, kab Agam, Sumbar, mencoba menguji pengaruh umur benih padi terhadap perkembangan dan hasil panen yang akan didapat.
Tujuannya adalah
- Untuk mengetahui perkembangan anakan padi yang didapat
- Selisih waktu panen
- Perbedaan hasil panen
Dari beberapa varietas padi yang banyak di tanam disini yaitu padi Ampek Angkek, padi Kuriak Kusuik, padi Kusuik Putiah serta padi Saratuih. Pada kesempatan ini, kami mencoba dengan varietas padi Saratuih yang merupakan padi dengan umur panen paling cepat dibanding varietas lain.
-Penanaman dilakukan terhadap benih yang berumur 23 hss dan 38 hss sistem tegel dengan jumlah benih per lubang tanam 3-5 batang.
- Pemupukan dilakukan hanya satu kali saja yaitu 5 hst. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pengalaman di lapangan, jika dilakukan pemupukan 2 kali, maka kemungkinan padi rebah akan semakin besar. Juga dengan pemupukan sekali, hasil panen 95% bernas.
- Pengairan dimulai 7 hst sampai 45 hst. Hal ini juga untuk menghindari padi rebah disaat menjelang panen, karena umur padi yang pendek dan juga bauh padi yang bernas
- Setelah umur padi 28 hst, terlihat perbedaan tinggi padi dan jumlah anakan. Rata-rata anakan untuk benih 23 hss 40 batang per rumpun, sedangkan yang 38 hss hanya 27 batang per rumpun.
Dari pengamatan yang sedang berjalan ini, besar kemungkinan waktu panen dan hasil panen pun nanti akan berbeda. Jika biasanya dengan perlakuan normal sebelumnya, padi Saratuih bisa dipanen 105 hst. Untuk itu, disarankan kepada petani untuk lebih baik menggunakan benih muda dalam budidaya tanaman padi. Jika masih ragu benih padi dimakan keong jika menggunakan benih yang relatif muda (10-15hss), gunakanlah benih dengan umur 21-30 hss baik itu dengan tanam secara jajar legowo, tegel atau pun padi tanam sabatang (pts).
Selamat mencoba yang terbaik untuk mencapai peningkatan hasil panen padi.