Demi perkembangan dan pemasaran yang lebih luas tentang beras ampek angkek, BP4K2P Kab. Agam mengadakan kerjasama dengan RRI Pro 1 Bukittinggi untuk lebih memasyarakatkan beras ampek angkek ini. Di wakili oleh Ka UPT BP4K2P Kec. Ampek Angkek Bapak Arwin S.Sos beserta salah seorang petani yang giat memasyarkat beras ampek Angkek ini yaitu ketua kelompok tani Rimbun, Deddy Alfianto yang juga turut didampingi oleh Ka BP4K2P Kab Agam Bapak Monisfar S.Sos mengudara pada siaran pedesaan dalam program Kemilau Desa RRI Pro 1 pada tanggal 9 Februari lalu. Acara dimulai dari jam 19.30-20.00 wib.
Dalam waktu yang cukup singkat itu, Ka. UPT beserta petani memaparkan apa upaya yang telah dilakukan untuk kembali mengangkat pamor beras ampek angkek ini.. Sebagaiman telah kita ketahui bahwa beras ampek angkek ini telah lama dikenal dimasyarakat, namun seolah hilang diakhir 70-an. Untuk itulah para tokoh masyarakat ampek angkek ingim kemballi mengangkat keberadaan beras yang telah lama hilanng ini kepermukaan.
Beras yang merupakan salah satu bahan pokok yang menjadi perhatian khusu dari pemerintah saat ini. Pertumbuhan jumlah penduduk belum berbanding lurus dengan ketersedian pangan ditengah masyarakat. Untuk itulah pemerintah melalui Depertemen Pertanian giat melakukan "upaya khusus" (UPSUS) guna memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam hal padi, jagung dan kedelei. Untuk meningkatkan produksi padi ampek angkek ini, telah dilakukan berbagai upaya diantaranya bantuan alsintan, perbaikan irigasi dan penerapan pola tanam jajar legowo.
Disamping itu, permintaan akan beras ampek anngkek ini terus meningkat, karena beras ampek angkek ini dalam pemasarannya merupakan beras yang selalu berkualitas premium dan kualitas pun terjamin. Dikemas dalam kemasan kantong plastik 5 kg, jelas sekali nampak perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan beras yang dikemas menggunakan karung.Sampai saat ini berapa pun stok akan beras ampek angkek ini selalu habis di borong para penikmat rasa dan kualitas.
Semoga kedepannya beras ampek angkek ini kembali menjadi primadona bagi petani dalam bercocok tanam karena hasilnya yang lebih banyak dibanding padi varietas lain dan harga jual yang juga lebih tinggi. Saat ini harga GKP Rp. 6.500 /kg. Juga bagi konsumen yang tahu akan nikmat dan lezatnya beras ampek angkek akan terus dan terus untuk merasakan cita rasa berkualitas hasil dari olahan tanah para petani daerahnya sendiri.
Bagaimanapun lidah bisa berbohong, namun lidah tidak bisa dibohongi.
Terima kasih RRI Pro 1 Bukittinggi dan spesial bagi penyiarnya, Mak Lembang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar