Selama ini, itik jenis petelur yang biasa dipelihara peternak dengan perawatan dan pemberian pakan yang baik dan teratur mampu menghasilkan telur hingga 10 bulan lamanya. Setelah itu itik tersebut akan berhenti sejenak bertelur selama 1 sampai 2 bulan lamanya atau yang siring disebut dengan moltinng. Bagi peternak yang pemeliharaan dan pemberian pakannya seadanya, itik tersebut hanya akan mampu berproduksi 4-5 bulan saja. Selanjutnya itik akan masuk masa molting.
Molting sendiri adalah gugur atau rontoknya bulu itik untuk bertukar dengan bulu yang baru. Selama molting, pemberian pakan terhadap itik tetap dilakukan oleh para peternak, namun hasil yang didapat yakni berupa telurnya boleh dikatakan tidak ada. Dalam pemelliharaan yang banyak, proses molting biasanya datang dalam waktu yanng hampir bersamaan.
Pada masa ini adalah masa tersulit bagi peternak itik. Kami yang melakukan pemeliharaan itik dengan penyediaan pakan yanng sederhana yaitu pakannya berupa campuran dedak yang ditambah air cucian beras dan air nasi, itik mampu menghasilkan telur secara terus menerus sampai 9 bulan. Itik yang kami pellihara masih dalam jumlah sedikit dan itiknya pun dilepas, makanya pemelliharaan itik masih sebagai sampingan. Pemberian pakan tersebut dilakukan pada pagi dan sore hari.
Jika hal ini diterapkan oleh peternak yang pemelliharaan dan pemberian pakannya teratur sebagi campuran pada pakan atau air minumnya, tentu hasil yang didapat berupa produksi telur itik akan lebih meningkat lagi. Itik akan mampu bertelur hingga lebih setahun.
Senin, 14 Maret 2016
Selasa, 01 Maret 2016
Menanam padi dengan biduak
Dalam menanam padi sawah, ada berbagai cara yang
dilakukan oleh petani, diantaranya:
1.
Menggunakan caplak.
Dengan cara ini, membutuhkan waktu dan biaya. Waktu
yaitu kita harus melakukan tiga tahapan mulai dari menggaris secara membujur
dan melintang, kemudian baru bisa ditanami. Selanjutnya biaya yang dibutuhkan
membuat caplak antara Rp 50.000 - Rp 100.000.
2.
Dengan bertanam secara mundur.
Caranya benih yang
telah diikat, ditebar lalu regu tanam menanam secara mundur dengan 4- 5 baris
sekali jalan. Cara ini sering dilakukan oleh ibu-ibu dan sekarang sudah mulai
ditinggalkan.
3.
Rice-transplanter
Rice-transplanter memang sangat menghemat waktu dalam
melaksakan penanaman padi. Tapi kendala kami dilapangan adalah jarak tanamnya
yang terlalu rapat yakni 22x30cm. Padahal idealnya untuk varietas ditempat kami
adalah 35 x 35cm. Juga proses menyemainya yang mesti dipelajari khusus dan juga
dikarenakan penanaman didaerah kami yang tidak serentak.
4.
Menanam dengan menggunakan "biduak"
(sampan/perahu).
Dengan
menggunakan papan (lebih baik papan lantai yang tebal) sepanjang 50 cm dan
ditambah pembatas setinggi 10 cm disekelilingnya. Biayanya lebih murah
karena bahan bisa diambil dari barang bekas. Lalu diikat dengan tali yang
kemudian diikatkan ke pinggang tukan tanamnya. Benih yang telah kita cabut
diletakkan didalam "biduak" dan dibawa/ditarik. Penanaman dilakukan
satu baris. Jejak bekas "biduak" dijadikan sebagai patokan penanaman
berikutnya dan jejak kaki kita bisa
terhapus oleh biduak dan bisa rata
kembali.
Ciri khas dari penanaman dengan "biduak" ini
adalah benih yang ditanam memiliki kemiringan antara 20-30 derjat. Ini karena posisi penanam yang selalu
menunduk dan juga memililki keuntungan lain. Keuntungannya yaitu dengan posisi
benih yang miring, maka anakan yang tumbuh akan semakin banyak.
5. Membuat parit tiap barisan tanam
Keong
merupakan hama pertama yang dihadapi petani dalam bercocok tanam padi. Berbagai
cara dilakukan agar benih yang baru
ditanam, tidak dimakan keong dengan membuat parit diantara 2 atau 4 barisan
tanaman padi. Seperti pada pola tanam Jajar Legowo 2:1 dan 4:1 serta sangat
cocok untuk Padi Tanam Sabatang (PTS)
Cara melaksanakannya :
·
Siapkan
batu sebesar kelapa
·
Masukkan
batu kedalam karung
·
Ikat
karung dengan tali sekitar 1 meter
·
Tarik
karung searah dengan arah penanaman.
Keuntungan dengan cara tanam seperti
ini:
·
Air
tetap tergenang di parit sehingga tanah tetap lembab
·
Lebih
mudah untuk mengendalikan keong
·
Benih
tetap bisa mendapatkan resapan air
Dari
sekian banyak cara penanaman padi, kami menyarankan cara tanam nomor 4, karena
lebih mudah, murah, cepat dan praktis.
Selamat Mencoba
Deddy Alfianto
Hp/WA 085278169916
www.deddyalfianto.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)