Kamis, 26 Mei 2016

panduan bertanam padi dengan Sistem Tanam ala Rimbun



Panduan bertanam padi dengan
Sistem Tanam ala Rimbun


Oleh :
Deddy Alfianto
Petani Berprestasi Kabupaten Agam 2016

Mengetahui/Menyetujui :

                                     Ka. UPT BP4K2P                             Penyuluh Pertanian Lapangan
Kecamatan Ampek Angkek                 Nagari Ampang Gadang



Arwin, S.Sos                                  Rismayetti. SST
NIP 19640430 199303 1 002          NIP  19730108 200604 2 001


Sebagian besar usahatani  yang Kami lakukan adalah bercocok tanam padi mulai dari penyemain benih hingga pemasaran beras. Disamping itu Kami juga melakukan kegiatan pertanian di bidang hortikultura dan di bidang peternakan terutama ternak kambing.
Padi merupakan salah satu komoditi yang menjadi prioritas utama pemerintah dalam program Upaya Khusus ( UPSUS ) disamping Jagung dan Kedelai guna mencapai swasembada pangan. 
Diantara programnya adalah peningkatan produksi, percepatan tanam, perluasan areal sawah serta mencetak sawah baru dan lainnya. Hal bisa dilakukan di Sumatera Barat adalah peningkatan produksi.  Sebab untuk percepatan tanam tidak bisa dilakukan karena umur padi yang lama.Untuk perluasan areal sawah atau mencetak sawh baru merupakan hal mustahil dilakukan.  Yang ada adalah areal persawahan sudah banyak berubah menjadi perumahan.
Untuk meningkatkan produksi padi, cara yang ditempuh adalah dengan melakukan inovasi dalam budidaya padi, diantaranya melalui penanaman “Jajar Legowo”. Namun dilapangan kami mendapati beberapa kendala, yaitu :
a.      Pertumbuhan tanaman (anakan) pada tanaman sisipan pertumbuhannya kurang maksimal dibanding tanaman lainnya
b.      Kesulitan sewaktu melakukan pemanenan. Hal ini karena jarak tanaman yang rapat
c.       Karena terlalu berdekatan, kehilangan hasil pun meningkat sewaktu pemanenan
Maka dari itu, kami mencoba memodifikasi beberapa sistem tanam dengan menngabungkan sistem tanam Jajar Legowo 4:1, sistem tegel dan cara tanam rice-transplater sehingga menghasilkan sistem tanam yang kami namakan Sistem Tanam ala Rimbun (STAR).
Sejak tahun 2014 kami telah mencoba menanam padi secara STAR ini, namun tidak semua hal baru bisa diterima oleh petani, karena:
1.      Petani tradisional. Sebagian besar petani Indonesia adalah petani keturunan dimana apa yang diperbuat oleh orang tua mereka dalam budi daya, diikuti oleh penerusnya.
2.      Pemilik lahan. Petani yang menggarap lahan milik orang lain, jika ingin menerapkan sesuatu hal yang baru, sering kali ditolak oleh pemilik lahan.
3.      Petani Upahan. Banyak pula diantara petani kita mengaku petani, namun sebagian besar penggarapan lahan mengguanakan tenaga orang lain. Demikian juga jika ada sesuatu yang baru, seperti tanam jajar legowo, regu tanam yang tidak terbiasa, tidak mau melakukannya.
4.      Tidak mau repot. Sama seperti tanam jajar legowo, petani mengatakan merepotkan tanam jarwo tersebut
5.      Sosialisai yang kurang. Berbagai inovasi terbaru kurang sampai informasinya kepada petani selaku pelaku utama.
6.      Memberi contoh. Hal baru jika tidak melihat dan merasakan sendiri manfaatnya, susah untuk diterima oleh petani. Jangan hanya lewat omongan, tapi bukti nyata akan lebih efektif.
7.      Bertahap. Perlu waktu bagi petani untuk bisa menerima sesuatu yang baru.
8.      Generasi muda. Petani muda yang seharusnya mampu aktif, inovatif dan kreatif untuk memanfaatkan lahan pertanian yang semakin sempit guna menghasilkan hasil yang maksimal.
A.      Padi Ampek Angkek
Untuk varietas padi, didaerah kami yang berada di kecamatan Ampek Angkek, kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, terdapat empat varietas padi yang umum di tanam.  Varietas padi yang ditanam adalah padi Ampek Angkek, padi Kuriak Kusuik, padi Kusuik Putiah dan padi Saratuih.
Padi Ampek Angkek merupakan varietas unggulan didaerah kami karena mempunyai produksi paling tinggi walaupun mempunyai umur panen yang cukup lama 165 HST. Namun 65% petani menanam varietas Ampek Angkek ini
Berikut ini beberapa keunggulan padi Ampek Angkek :
1. Hasil panen yang didapat lebih banyak dibanding varietas lainnya, karena anakan padi ini rata" diatas 50 anakan per rumpun, bahkan ada yang lebih 100 anakan seperti yang terdapat dilahankelompok.
2. Potensi hasilnya 6,9 – 8,8 ton/ha
3. Harga gabahnya paling tinggi dengan selisih Rp. 200/kg dibanding varietas lain.
4. Harga beras juga lebih mahal Rp.1500-2000 per kilo dibanding beras lainnya.
5. Termasuk jenis padi yang ulet, maksudnya dengan kondisi tanah yang pH-nya rendah atau kami menyebutnya kondisi tanah 'langek', padi ini tetap mampu tumbuh baik.  Apalagi jika kondisi tanahnya subur.

6. Sangat cocok  dengan metoda padi salibu.
7. Jika padi ini dimakan tikus, jika batangnya dipotong akan mampu tumbuh kembali dengan hasil padi yang baik pula.
8. Karena daun bendera padi ini tinggi, hama burung pun enggan menghampirinnya.
9. Memang umur padi ini relatif lama yakni 6 bulan, tapi hasil yang didapat tidak membuat petani rugi.
10. Benih tua pun padi Ampek Angkek ini akan tetap menghasilkan panen yang bagus. Kalau benih sudah lebih 2 bulan, maka panen dapat dilakukan kurang 15 hari dari yang biasanya.
11. Padi Ampek Angkek dan semua jenis padi yang ditanam di kec Ampek Angkek adalah padi yang ramah lingkungan. Karena tidak memakai pestisida.
12. Saat ini kami juga melakukan penanaman padi Ampek Angkek secara organik.
Padi Kuriak Kusuik dan Kusuik Putiah merupakan varietas lokal yang juga banyak ditanam oleh petani. Kedua jenis varietas padi ini mempunyai umur yang sama yaitu 145 HST.  Sedangkan varietas padi Saratuih dengan umur panen 110 HST. Perlakuan dan perawatan untuk varietas padi Ampek Angkek, padi Kuriak Kusuik dan padi Kusuik Putuih adalah sama. Sedangkan untuk padi Saratuih mempunyai perlakuan yang berbeda karena umurnya yang cukup pendek dibanding varietas lainnya yaitu 110 HST.
B.      Sistem  Tanam
Dalam melaksanakan penanaman padi, banyak Sistem Tanam yang dilakukan oleh petani, karena masing – masing Sistem Tanam tanam mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
ü  Sistem Tanam Tegel
Sistem Tanam ini merupakan Sistem Tanam tradisional yang telah menjadi turun temurun. Pada Sistem Tanam tegel ini, jarak tanam yang biasa dipakai adalah 35 x 35 cm dan khusus untuk varietas padi saratuih jarak yang dianjurkan adalah 30 x 30 cm. Dengan Sistem Tanam tegel ini dengan jarak tanam 35 x 35 cm diperkirakan terdapat 78.400 rumpun per hektarnya.
                                         v          v          v          v
                                         v          v          v          v
                                         v          v          v          v
ü  Sistem Tanam Jajar Legowo
Tujuan utama dari tanam padi dengan Sistem Tanam Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah – olah tanaman berada di pinggir, karena tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan padi lebih tinggi dan kulaitas lebih bagus. Hal ini dikarenakan tanaman padi di pinggir akan mendapat sinar matahari yang lebih banyak.
·         Sistem Tanam Jarwo 2:1  adalah setiap dua baris diselingi satu baris  yang kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan.  Sedangkan dalam barisan ditambahkan tanaman sisipan.  Jarak yang kami pakai adalah 20 cm dalam baris, 35 cm antar barisnya serta lorongnya 60 cm.  Populasi 1 hektarnya sekitar 115.200 rumpun.
v          v                      v          v                      v          v
v          v                      v          v                      v          v
v          v                      v          v                      v          v

·                     Sistem Tanam Jarwo 4:1 adalah setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan,  dan memberikan sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Yang kami terapkan adalah jarak dalam barisan tanam 20 cm, antar baris 35 cm serta lorongnya 60.  Maka didapat jumlah rumpun dalam 1 Ha adalah 102.400
v        v        v       v                     v          v          v          v
v                           v                     v                                  v
v        v        v       v                     v          v          v          v
v                           v                     v                                  v
v        v        v       v                     v          v          v          v         

ü  Sistem Tanam  Hazton
Sistem Tanam Hazton ini berkembang di Prov Kalimantan Barat, dimana Sistem Tanam  ini menanam bibit/benih padi dalam satu lubang 20 – 30 bibit. Dengan cara ini diharapkan akan terhindar dari hama keong karena bibit yang ditanam berumur diatas 30 HSS. Namun teknik penanaman yang Kami lakukan sedikit berbeda yakni penanaman bibit yang banyak tadi tidak ditanam secara menumpuk (bulat), melainkan secara memanjang agar pertumbuhan anakannya lebih banyak lagi. Dengan jarak tanam 40 x 40 cm, perkiraan 1 ha nya terdapat 57.600 rumpun.
C.      Sistem Tanam ala Rimbun (STAR)
Rimbun adalah nama kelompoktani kami yang berlokasi di jorong Parik Putuih, nagari Ampang Gadang, kecamatan Ampek Angkek, kabupaten Agam, provinsi Sumateran Barat.
Berikut ini tahapan penanaman padi dengan Sistem Tanam ala Rimbun yang telah kami terapkan.
1)      Pembuatan kompos
Kompos atau pupuk organik sangat dibutuhkan dalam dunia pertanian saat ini, karena selama ini kita selalu dimanjakan oleh pemakaian pupuk kimia. Akibat terlalu lama dan terlalu banyaknya pupuk kimia yang kita berikan, berakibat tanah menjadi gersang dan lapar. Lapar disini maksudnya adalah ketika musim tanam lalu kita memberikan 50 kg urea pada sawah, maka musim berikutnya kita mesti menambahkan jumlah ureanya, karena kalau jumlahnya sama, hasilnya akan menurun.
Bahan yang digunakan untuk membuat kompos:
-        Plastik hitam
-        Jerami yang dirajang/sekam padi
-        Kotoran kambing, sapi, kuda
-        Daun tithonia
-        Mikroba 2
Cara pembutan :
-        Daun tithonia di letakkan diatas plastik hitam setinggi 25 cm
-        Jerami / sekam diatasnya setinggi 25 cm
-        Kotoran hewan setinggi 25 cm
-        Siramkan larutan mikroba 2 yang telah di campur air, ¼ gelas mikroba 2 dicampur dengan 10 liter air
-        Ulangi lapisan tersebut beberapa kali
-        Kemudian ditutupi dengan plastik hitam hingga rapat
-        Setiap minggu, dilakukan pembalikan dan pengadukan
-        Setelah sebulan,kompos siap digunakan

Catatan:
-        Mikroba 1
Bahan :
o   Nasi badatuih (nasi setengah matang)
o   Ruas bambu
Cara membuatnya :
o   Nasi dimasukkan kedalam bambu yang sudah dibelah 2/3 bagian
o   Diikat dan dibenamkan kedalam tanah dekat rumpun bambu
o   4 -5 hari kemudian sudah jadi ditandai dengan nasi yang berwarna warni
-        Mikroba 2
Bahan :
o   Mikroba 1
o   Gula Jawa
Cara membuatnya :
o   Gula Jawa yang dihaluskan dicampur dengan mikroba 1
o   Diremas sampai mengental
o   Disimpan dalam toples yang ditutup sampai 4 hari
2)      Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk mendapatkan media tumbuh yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, sehingga peranakan tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna. Kami dalam pengolahan tanah, untuk sawah masih memberi upah kepada operator alsintan karena untuk pemakaian alsintan masih sekedar bisa dan belum mahir.
Tahapan kegiatan pengolahan sawah meliputi :
Pemotongan batang sisa panen. Selain untuk memudahkan dalam pengolahan lahan (pembajakan), juga berguna sebagai pemberantasan hama  “kapindiang tanah” yang berada dalam pangkal batang padi.
-        Pemberian pupuk kompos/organik secara merata agar kompos tersebut dapat terolah sempurna ke dalam tanah
-        Lakukan  pengolahan tanah  (pembajakan) agar supaya bibit – bibit penyakit atau telur – telur hama menjadi mati.  Operator alsintan ada yang mau menunggu beberapa hari untuk pembajakan berikutnya disebabkan banyak  lahan yang akan diolah disekitarnya. Kalau tidak, maka operator akan menggabungkan pengolahan tanah I dan II.
-        Pembuatan parit disekeliling sawah untuk pengendalian hama
Keong
3)      Seleksi benih
Seleksi benih bertujuan untuk mendapatkan benih yang betul – betul bernas dan nantinya akan didapat keseragaman  pertumbuhan.
Langkah kerja seleksi benih :
-        Masukkan air kedalam ember, setengah bagian
-        Masukkan garam sambil terus diaduk
-        Masukkan telur sebagai media ukur, sampai telur mengapung
-          Keluarkan telur dan lalu masukkan benih padi dan tetap diaduk agar benih yang kurang bernas mengapung
-        Benih yang mengapung diangkat dan yang bernas akan tenggelam
-        Bilas benih yang bernas dengan air
-        Kemudian direndam selama 24 jam
-        Selanjutnya diperam 24 jam hingga muncul kecambahnya
Langkah kerja penyemaian :
Penyemaian bisa dilakuakan di sawah atau di ladang dengan cara yang hampir sama . Penyemaian dengan cara kering (tidak digenang) diladang / didarat lebih dianjurkan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
a.      Mudah dalam pemeliharaan
b.      Mudah dalam pencabutan
c.       Pada saat pencabutan bibit, benih (padi) juga akan ikut terbawa
d.      Bibit yang berasal dari persemaian dengan cara kering akan lebih cepat aberkembang disaat sudah ditanam
Untuk lahan seluas 1 ha, dibutuhkan sekitar 8-12 kg benih.
Penyemaian dapat dilakukan secara langsung dengan di tanah, tapi alangkah baiknya jika dialas dengan plasting agar memudahkan dalam pencabutan benih.
Caranya adalah :
-        Alas dengan plastik tempat penyemaian
-        Letakkan tanah yang telah dicampur kompos (1:1) setebal 5 cm
-        Sebarkan benih secara merata dan tidak terlalu rapat
-         Tutup dengan lapisan tanah dan pupuk kandang yang halus
-        Tutup lagi dengan karung
-        Setelah 4 hari, tutup dibuka
4)      Alat penanaman padi
Untuk Sistem Tanam tanam Rimbun ini, alat atau cara penanaman dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.      Menggunakan caplak.
Caplak adalah alat pengukur jarak ketika akan melakukan penanaman padi.  Caplak terbuat dari kayu yang selanjutnya dipasang tanda sebagai pembatas atau tanda tempat kita menanam padi.  Caplak ditarik secara membujur dan melintang, dan dipersilangan itulah ditanam bibit padi. Dengan cara ini, membutuhkan waktu dan biaya. Waktu yaitu kita harus melakukan tiga tahapan mulai dari menggaris secara membujur dan melintang, kemudian baru bisa ditanami. Selanjutnya biaya yang dibutuhkan membuat caplak antara Rp 50.000 - Rp 100.000.
b.              Dengan bertanam secara mundur. Caranya benih yang telah diikat, ditebar lalu regu tanam menanam secara mundur dengan 4- 5 baris sekali jalan. Cara ini sering dilakukan oleh ibu-ibu dan sekarang sudah mulai ditinggalkan.
c.       Menanam dengan menggunakan "biduak" (sampan/perahu).
Dengan menggunakan papan (lebih baik papan lantai yang tebal) sepanjang 50 cm dan ditambah pembatas  setinggi 10 cm disekelilingnya. Biayanya lebih murah karena bahan bisa diambil dari barang bekas. Lalu diikat dengan tali yang kemudian diikatkan ke pinggang tukan tanamnya. Benih yang telah kita cabut diletakkan didalam "biduak" dan di bawa / ditarik. Penanaman dilakukan satu baris. Jejak bekas "biduak" dijadikan sebagai patokan penanaman berikutnya dan jejak  kaki kita bisa terhapus oleh  biduak dan bisa rata kembali.
Ciri khas dari penanaman dengan "biduak" ini adalah benih yang ditanam memiliki kemiringan antara 20-30 derjat.  Ini karena posisi penanam yang selalu menunduk dan juga memililki keuntungan lain. Keuntungannya yaitu dengan posisi benih yang miring, maka anakan yang tumbuh akan semakin banyak.
d.      Membuat parit tiap barisan tanam
Keong merupakan hama pertama yang dihadapi petani dalam bercocok tanam padi. Berbagai cara  dilakukan agar benih yang baru ditanam, tidak dimakan keong, diantarnya :
·         Memilih satu persatu keong
·         Meletakkan umpan dipinggir sawah agar keong berkumpul
·         Memasukkan itik kedalam sawah yang telah selesai di bajak
·         Melakukan penyemprotan dengan pestisida (tidak disarankan)
Setelah selesai ditanam,  sawah biasanya dikeringkan hingga dua minggu sampai benih padi kuat sehingga tidak sanggup lagi dimakan keong. Padahal padi merupakan tanaman yang butuh air walaupun dalam keadaan macak – macak.  Ada cara untuk mengatasinya yakni dengan membuat parit diantara  4 barisan tanaman padi.
 Cara melaksanakannya :
·         Siapkan batu sebesar kelapa
·         Masukkan batu kedalam karung
·         Ikat karung dengan tali sekitar 1 meter
·         Tarik karung searah dengan arah penanaman.
Keuntungan dengan cara tanam seperti ini adalah :
·         Air tetap tergenang di parit sehingga tanah tetap lembab
·         Lebih mudah untuk mengendalikan keong
·         Benih tetap bisa mendapatkan resapan air
Dari berbagai macam cara menanam bibit padi yang cocok untuk Sistem Tanam Rimbun ini, yang kami rekomendasikan adalah dengan menggunakan biduak  / sampan  tersebut
5.      Penanaman
Dalam melaksanakan penanaman bibit padi, langkahnya adalah :
·         Benih dipindahkan telah berumur 7 – 18 hari setelah tanam.
Dengan benih muda, perkembangan anakan akan lebih maksimal dibanding dengan menggunakan benih tua. 
·         Jumlah bibit tiap lubang tananm antara 1 – 5 bibit
Perkembangan benih yang sedikit akan mempunyai anakan yang lebih banyak, tergantung varietas
·         Penanaman dangkal ( 1 – 2 cm )
Penanaman dangkal akan membuat akar tanaman dapat bernafas sehingga pertumbuhannya akan baik
·         Akar benih membentuk huruh L
Dengan akan yang mengarah kesamping, membuat perkembangan akar dan anakan akan lebih sempuna lagi.
·         Penyulaman dilakukan maksimal hingga 10 HST
·         Jarak tanam dengan Sistem Tanam ala Rimbun
Sistem Tanam ala Rimbun dibagi menjadi dua macam yang didasarkan kepada sifat dan karateristik serta umur dari varietas tersebut.

v  Sistem Tanam ala Rimbun tipe A
Sistem Tanam ala Rimbun A adalah pengaturan jarak tanam untuk varietas padi yang berumur diatas 120 hari panen, dimana jarak tanam dalam barisan tanam adalah 25 cm dan jarak tanam antar baris adalah 35 cm.  Setiap empat barisan tanam di beri ruang yang lebih luas yakni 60 cm.
Dalam satu hektar didapat populasi 112.000 rumpun.  Jika dibandingkan dengan jajar legowo 4:1 dengan jarak tanam 20x35x60 cm, hanya terdapat populasi 102.400 rumpun/ha.

v  Sistem Tanam ala Rimbun tipe B
Sistem Tanam ala Rimbun B adalah pengaturan jarak tanam untuk varietas padi yang berumur dibawah 120 hari panen, dimana jarak tanam dalam barisan tanam adalah 20 cm dan jarak tanam antar baris adalah 30 cm.  Setiap empat barisan tanam di beri ruang yang lebih luas yakni 50 cm.
Dalam satu hektar didapat populasi 153.600 rumpun.  Jika dibandingkan dengan jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 17,5x30x50 cm, hanya terdapat 134.400 rumpun/ha.
Perbedaan perlakuan terhadap Sistem Tanam ala Rimbun A dan Rimbun B adalah :
STAR A :
Ø  Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali.  Pemupukan pertama ketika padi berumur 7 – 15 HST
Ø  Pengairan dapat dilakukan maksimal sampai umur 75 HST
STAR B :
Ø  Pemupukan hanya dilakukan satu kali saja, umur 7 – 10 HST
Ø  Pengairan dilakukan maksimal sampai umur 45 HST, karena jika lebih dari itu, potensi padi rebah akan tinggi.  Hal ini disebabkan umurnya yang pendek, akarnya kurang kuat ditambah lagi buah yang dihasilkan sedikit mengandung buah yang hampa
Keuntungan penanaman dengan Sistem Tanam ala Rimbun adalah :
a.      Mampu meningkatkan hasil panen 13,5 % dibanding dengan Sistem Tanam jajar legowo
b.      Jumlah rumpun lebih  banyak
c.       Jumlah anakan pun lebih banyak, karena dengan jarwo, tanaman sisipannya kurang bisa berkembang dengan baik
d.      Mampu menekan kehilangan hasil panen (losis), terutama pada saat panen
e.      Memudahkan dalam melaksanakan pemupukan
f.        Mudah dalam penyiangan/pengendalian gulma
g.      Penyinaran dan sirkulasi sinar matahari lebih maksimal
h.      Mudah dalam mengendalikan hama tikus
6.      Pemupukan
·         Pupuk kandang / kompos untuk satu hektar sekitar 500 kg dan diberikan sebelum/sewaktu pengolahan lahan
·         Pemberian pupuk  disesuaikan dengan kondisi lapangan / daerah setempat
·         Pengaplikasian dengan ditebar sepanjang barisan tanaman
·         Pemupukan 1 dilakukan 7 – 15 HST
·         Urea              :  50 kg/ha
·         NPK               : 250 kg/ha
·         Pemupukan 2 dilakukan 45 – 60 HST
·         Urea              : 50 kg/ha (disesuaikan dengan kondisi fisik tanaman dengan menggunakan Bagan Warna Daun/BWD)
Khusus untuk varietas padi Saratuih (padi berumur dibawah 120 hari), cukup dilakukan sekali pemupukan saja.  Hal ini karena, jika terlampau banyak pupuk, mengakibatkan tanaman bisa rebah dan buah padi yang hampa pun meningkat.
7.      Pengairan
·         Sampai  7 HST, air sawah dibiarkan macak-macak untuk mengurangi serangan hama keong
·         Selanjutnya di beri air hingga ketinggian 1-3 cm
·         Setelah 21 HST, air di buang hingga kondisi macak-macak sampai dua hari.  Hal ini berguna untuk memberi “nafas” bagi anakan yang akan tumbuh
·         Selanjutnya di beri air lagi hingga pemupukan susulan. Kalau memungkinkan, pengairan dan pengeringan dilakukan setiap 7 hari berair dan sehari kering
·          Khusus untuk padi Saratuih, pada 45 HST airnya sudah harus di buang atau dikeringkan dengan cara membuat parit disekelilingnya.
·         Varietas lainnya, pengeringan dilakukan jika telah 50 % dalam bunting

8.      Penyiangan
Penyiagan dilakukan untuk membersihkan gulma pada lahan serta menghindari persaingan penyerapan pupuk gulma dengan tanaman padi.  Penyiagan dapat dilakukan secara manual, dengan alat mekanik atau pun mennggunakan keong.
9.      Pengendalian hama dan penyakit
§  Hama keong mas merupakan hama yang menyerang tanaman padi menjelang padi berumur satu bulan. Pengendaliannya yang kami lakukan adalah dengan mengambilnya dan mengumpulkannya.  Jangan sesekali mengendalikan hama keong dengan melakukan penyemprotan dengan pestisida, karena hal itu bisa menjadi salah satu penyebang timbulnya serangan hama kapindiang tanah
Manfaat keong mas :
o   Sebagai pakan itik
o   Pupuk nitrogen yakni dengan cara :
·         Keong yang terkumpul dimasukkan kedalam karung (karung bawang/kentang) dan diletakkan diatas pematang selama ½ jam
·         Selanjutkan diletakkan di pintu masuk air
§  Pengendalian gulma
§  Hama yang biasa menyerang tanaman padi berupa  kapindiang tanah. Dikendalikan dengan penggunaan Light trap. Pencegahannya dilakukan dengan memotong batang padi bekas panen sebelum sawah dibajak, dan dengan mengenanginya dengan air setelah panen.
§  Pengendalian tikus
v  Tikus biasa bersarang di pematang sawah yang lurus dan sarangnya tidak akan ditemukan dipematang yang mempunyai kemiringan 30 s/d 45 derajat.
v  Pemasangan tabung bambu dan tiang hinggap burung hantu untuk mengendalikan hama tikus.  
v  Menggunakan pestisida nabati
Bahan yang digunakan :
-          Ubi kayu karet (yang daunnya biasa untuk sayur) 1-2 kg
-          Air Kelapa 1 liter
Cara membuatnya :
ü  Ubi kayu dikupas
ü  Direbus dalam kuali tanah bersama air kelapa sampai mendidih
ü  Diamkan semalan agar dingin
ü  Setelah dingin, ubi kayu siap digunakan untuk meracuni tikus. Sebaiknya dicampur dengan ikan asin untuk mengundang selera.
10.  Pengamatan agroekosistem Tanam
 Manfaat dari pengamatan ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan perbandingan bagi musim tanam berikutnya. Juga untuk mengetahui perkembangan dari tanaman padi tersebut. Pengamatan dilakukan tiap minggu sehingga permasalahan yang muncul dapat segera diatasi.
Pengamatan meliputi :
-        Pertumbuhan tanaman dengan mengambil beberapa sampel
-        Pengamatan tinggi tanaman
-        Menghitung jumlah anakan
-        Pengamatan rumpun yang rusak
o   Tikus
o   Penggerek batang
-        Mengidentifikasi populasi musuh alami
o   Laba-laba
o   Capung
o   Kumbang helm
-        Mengidentifikasi hama
o   Kapindiang tanah
o   Walang sangit/pianggang
o   Wereng hijau
-        Mengidentifikasi serangga yang ada pada tanaman

11.   Panen dan Pasca panen
Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan :
Ø  Pengamatan visual
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan lahan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendemen giling yang tinggi.
Ø  Pengamatan Teoritis
-        Pengamatan teoritis dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi
-        Berdasarkan kondisi varietas padi yaitu 30 sampai 35 hari setelah berbunga
-        Kadar air 22 – 23 % saat musim kemarau dan 24 – 26 % saat musim penghujan
Pemanenan dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan kebiasaan petani dan juga ketersediaan teknologi pasca panen di tingkat petani.  Jika dilakukan secara manual, gunakanlah sabit bergerigi atau sabit yang tajam.  Jika dilakukan dengan alat mekanik, petani harus menguasai cara pemakaian alat tersebut dengan baik.
Dengan penanaman padi secara Sistem Tanam ala Rimbun, tentunya petani mempunyai pilihan cara bertanam padi yang berbeda dengan kebiasaan di daerahnya.  Semua Sistem Tanam tanam yang telah dilakukan selama ini oleh petani mempunyai tujuan yang sama yakni hasil panen padi yang diharapkan akan meningkat.
12.              Analisa usahatani
Untuk mengetahui mana sistem tanam padi yang terbaik untuk daerah kami, maka kami melakukan uji coba dengan menanam satu petak sawah menanam padi dengan 5 (lima) macam sistem tanam, yaitu Sistem tanam Tegel, Jajar Legowo 4:1 dan 2:1, Sistem Hazton dan STAR. Varietas padi yang kami tanam yakni padi Ampek Angkek dan padi Saratuih.
Berikut ini adalah analisa usahatani untuk padi Ampek Angkek:
Analisa Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Tegel
Luas Lahan                       :  10.000 m2
Lama produksi                 : 160 hari (mulai dari penanaman)
Jarak tanam                     : 35 x 35 cm
Harga jual                                    : Rp. 4.600,- per kg (Mei 2016)
Produktifitas                     :  7,25  ton/ha (GKP)
Analisa usaha
Biaya produksi
A.      Biaya variabel            Jumlah             Harga(Rp)      Total (Rp)
Benih                           10    Kg             10.000           100.000
Kompos                      500   Kg                1000           500.000
Urea                          100    Kg               2.200           220.000
NPK                             250    Kg               2.700           675.000
Traktor                          1    Unit     2.000.000           2.000.000
Tenaga kerja :
-       Persemaian                   3   HOK           75.000            225.000
-       Pengolahan tanah            10   HOK          75.000             750.000
-       Penanaman                      20   HOK          75.000          1.500.000
-       Pemupukan                      10   HOK          75.000            750.000
-       Penyiangan/pengeringan            10  HOK          75.000            750.000
-       Panen dan pasca panen (20% dari hasil)                    6.670.000+                                               Jumlah (A)                14.140.000
B.      Biaya tetap
Sewa lahan  1  Ha            (33% dari hasil)                             11.005.000           
Cangkul                              10 Buah        100.000           1.000.000
Biduak                                5  Buah          50.000           250.000+
Jumlah (B)                                                                 12.255.000
Total biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 14.140.000 + Rp.12.255.000
                                             Rp. 26.395.000,-
Pendapatan                    : Hasil panen – biaya produksi
                                         : (7.250 kg X Rp. 4.600) – Rp.26.395.000
                                         : Rp. 33.350.000 – 26.395.000
                                         : Rp. 6.955.000,-
B/C ratio                          : 33.350.000/26.395.000
                                         : 1,26

Analisa Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Jarwo 4:1
Luas Lahan                       :  10.000 m2
Lama produksi                 : 160 hari (mulai dari penanaman)
Jarak tanam                     : 35 x 20 x 60 cm
Harga jual                                    : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas                     :  7,8  ton/ha (GKP)
Analisa usaha
Biaya produksi
A.      Biaya variabel            Jumlah             Harga(Rp)      Total (Rp)
Benih                            12   Kg             10.000          120.000
Kompos                      500   Kg                1000           500.000
Urea                          100    Kg               2.200           220.000
NPK                             250    Kg               2.700           675.000
Traktor                                1    Unit     2.000.000         2.000.000
Tenaga kerja :
-       Persemaian                          3   HOK         75.000                       225.000
-       Pengolahan tanah            10   HOK          75.000             750.000
-       Penanaman                      20   HOK          75.000          1.500.000
-       Pemupukan                         6  HOK          75.000            450.000
-       Penyiangan/pengeringan            10  HOK          75.000            750.000
-       Panen dan pasca panen (20% dari hasil)                    7.176.000+                                               Jumlah (A)                 14.366.000
B.      Biaya tetap
Sewa lahan  1  Ha            (33% dari hasil)                             11.960.000           
Cangkul                              10 Buah        100.000           1.000.000
Biduak                                5  Buah          50.000           250.000+
Jumlah (B)                                                                 13.210.000
Total biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 14.366.000 + Rp.13.210.000
                                             Rp. 27.576.000,-
Pendapatan                    : Hasil panen – biaya produksi
                                         : (7.800 kg X Rp. 4.600) – Rp.27.576.000
                                         : Rp. 35.880.000 – 27.576.000
                                         : Rp. 8.304.000,-
B/C ratio                          : 35.880.000/27.576.000
                                         : 1,3



Analisa Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Jarwo 2:1
Luas Lahan                       :  10.000 m2
Lama produksi                 : 160 hari (mulai dari penanaman)
Jarak tanam                     : 35 x 20 x 60 cm
Harga jual                                    : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas                     : 8,15  ton/ha (GKP)
Analisa usaha
Biaya produksi
C.      Biaya variabel            Jumlah             Harga(Rp)      Total (Rp)
Benih                            12   Kg             10.000          120.000
Kompos                      500   Kg                1000           500.000
Urea                          100    Kg               2.200           220.000
NPK                             250    Kg               2.700           675.000
Traktor                                1    Unit     2.000.000         2.000.000
Tenaga kerja :
-       Persemaian                          3   HOK         75.000                       225.000
-       Pengolahan tanah            10   HOK          75.000             750.000
-       Penanaman                      20   HOK          75.000          1.500.000
-       Pemupukan                         6  HOK          75.000            450.000
-       Penyiangan/pengeringan            10  HOK          75.000            750.000
-       Panen dan pasca panen (20% dari hasil)                    7.498.000+                                               Jumlah (A)                 14.688.000
D.     Biaya tetap
Sewa lahan  1  Ha            (33% dari hasil)                             12.496.000           
Cangkul                              10 Buah        100.000           1.000.000
Biduak                                5  Buah          50.000           250.000+
Jumlah (B)                                                                 13.746.000
Total biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 14.688.000 + Rp.13.746.000
                                             Rp. 28.434.000,-
Pendapatan                    : Hasil panen – biaya produksi
                                         : (8.150 kg X Rp. 4.600) – Rp. 28.434.000,-                                       : Rp. 37.490.000 – Rp. 28.434.000,-
                                         : Rp. 9.056.000,-
B/C ratio                          : 37.490.000/28.434.000                                                                    : 1,31

Analisa Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Hazton
Luas Lahan                       :  10.000 m2
Lama produksi                 : 160 hari (mulai dari penanaman)
Jarak tanam                     : 40 x 40 cm
Harga jual                                    : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas                     : 8,65  ton/ha (GKP)
Analisa usaha
Biaya produksi
E.      Biaya variabel            Jumlah             Harga(Rp)      Total (Rp)
Benih                                25   Kg             10.000      250.000
Kompos                           500   Kg                1000                  500.000
Urea                               100    Kg               2.200                  220.000
NPK                                  250    Kg               2.700                  675.000
Traktor                                1    Unit     2.000.000         2.000.000
Tenaga kerja :
-       Persemaian                          5   HOK         75.000                       375.000
-       Pengolahan tanah            10   HOK          75.000             750.000
-       Penanaman                      20   HOK          75.000          1.500.000
-       Pemupukan                      10   HOK          75.000            750.000
-       Penyiangan/pengeringan            10  HOK          75.000            750.000
-       Panen dan pasca panen (20% dari hasil)                    7.958.000+                                               Jumlah (A)                 15.728.000
D.     Biaya tetap
Sewa lahan  1  Ha            (33% dari hasil)                             13.263.000           
Cangkul                              10 Buah        100.000           1.000.000
Biduak                                5  Buah          50.000           250.000+
Jumlah (B)                                                                 14.513.000
Total biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 15.728.000 + Rp. 14.513.000
                                             Rp. 30.241.000,-
Pendapatan                    : Hasil panen – biaya produksi
                                         : (8.650 kg X Rp. 4.600) – Rp. 30.241.000,-                                       : Rp. 39.790.000 – Rp. 30.241.000,-
                                         : Rp. 9.549.000,-
B/C ratio                          : 39.790.000/30.241.000                                                                    : 1,31


Analisa Usahatani padi Ampek Angkek dengan STAR A
Lama produksi                 : 160 hari (mulai dari penanaman)
Jarak tanam                     : 35 x 25 x 60 cm
Harga jual                                    : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas                     : 10.05  ton/ha (GKP)
Analisa usaha
Biaya produksi
A.      Biaya variabel            Jumlah             Harga(Rp)      Total (Rp)
Benih                            12   Kg             10.000          120.000
Kompos                      500   Kg                1000           500.000
Urea                          100    Kg               2.200           220.000
NPK                             250    Kg               2.700           675.000
Traktor                                1    Unit     2.000.000         2.000.000
Tenaga kerja :
-       Persemaian                          3   HOK         75.000                       225.000
-       Pengolahan tanah            10   HOK          75.000             750.000
-       Penanaman                      20   HOK          75.000          1.500.000
-       Pemupukan                         6  HOK          75.000            450.000
-       Penyiangan/pengeringan            10  HOK          75.000            750.000
-       Panen dan pasca panen (20% dari hasil)                    9.246.000+          
                             Jumlah (A)                       16.436.000
B.      Biaya tetap
Sewa lahan  1  Ha            (33% dari hasil)                             15.410.000           
Cangkul                              10 Buah        100.000           1.000.000
Biduak                                5  Buah          50.000           250.000+
Jumlah (B)                                                                 16.660.000
-       Total biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 16.436.000 + Rp. 16.660.000
                                             Rp. 33.096.000,-
Pendapatan                    : Hasil panen – biaya produksi
                                         :(10.050 kg X Rp.4.600) – Rp. 33.096.000,-
                                         : Rp. 46.230.000 – Rp. 33.096.000,-
                                         : Rp. 13.134.000,-
B/C ratio                          : 46.230.000/33.096.000,-
                                         : 1,4

Catatan:
Ø  Biaya panen didaerah kami adalah dengan sistem bagi hasil dimana tenaga pemanen menerima upah 1/5 bagian dari hasil panen yang didapat. Biaya panen merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan petani dalam proses bercocok tanam padi.
Ø  Sewa lahan diberikan kepada pemilik sawah sebesar 1/3 bagian dari hasil panen padi. 
Ø  Inilah dilema terbesar bagi petani yang menggarap sawah orang lain.  Karena setelah dikeluarkan biaya produksi, petani hanya akan menerima sekitar 1/3 bagian saja dari hasil panen padi yang di mulainya dari pengolahan lahan sampai panen.

Pengamatan padi Ampek Angkek rumpun 1

Nomor
Tanggal
Jumlah Anakan
Tinggi Tanaman
Kapindiang Tanah
Laba laba
Capung
1
28-12-2015
10
34



2
07-01-2016
23
62



3
18-01-2016
42
80



4
28-01-2016
54
81
4


5
07-02-2016
64
82



6
17-02-2016
73
84
2


7
27-02-2016
74
98

1

8
08-03-2016
70
104
5


9
18-03-2016
53
110
1
2

10
28-03-2016
48
129

4
1
11
07-04-2016
45
133



12
Anakan produktif
42
130

3
2


Pengamatan padi Ampek Angkek rumpun 2

Nomor
Tanggal
Jumlah Anakan
Tinggi Tanaman
Kapindiang Tanah
Laba laba
Capung
1
28-12-2015
14
26



2
07-01-2016
28
58



3
18-01-2016
53
70

2

4
28-01-2016
63
76



5
07-02-2016
71
83



6
17-02-2016
73
86

4
2
7
27-02-2016
74
92



8
08-03-2016
58
100

3

9
18-03-2016
48
107



10
28-03-2016
46
118

2

11
07-04-2016
43
132

2
1
12
Anakan produktif
40
148





Pengamatan padi Ampek Angkek rumpun 3

Nomor
Tanggal
Jumlah Anakan
Tinggi Tanaman
Kapindiang Tanah
Laba laba
Capung
1
28-12-2015
10
42



2
07-01-2016
22
58



3
18-01-2016
49
69



4
28-01-2016
56
83



5
07-02-2016
62
83



6
17-02-2016
59
87
2


7
27-02-2016
54
100



8
08-03-2016
49
118
1
1
1
9
18-03-2016
41
122
1


10
28-03-2016
41
129



11
07-04-2016
38
132

2
1
12
Anakan produktif
35
145

2
2


PENUTUP
Demikianlah “Panduan bertanam padi dengan Sistem Tanam ala Rimbun” ini kami susun, semoga menjadi acuan atau pedoman bagi petani lainnya dalam budidaya tanaman padi.  Sistem Tanam ala Rimbun ini merupakan salah satu alternatif bagi petani dalam melaksanakan penanaman padi yang tujuan akhirnya tetap sama yaitu kesejahteraan petani dapat terwujud dan swasembada pangan khususnya padi pada tahun 2017 nanti dapat tercapai.
Isi dari buku ini masih jauh dari kesempurnaan karena baru dilaksanakan untuk tiga musim tanam. Sistem Tanam ala Rimbun ini baru kami laksanakan didaerah kami yang tentunya berbeda kondisi dan situasinya dengan daerah lainnya. 
Musim tanam selanjutnya, kami akan melanjutkan studi tentang STAR ini yang kami namakan STAR 100 yaitu dengan menambahkan bahan dekomposer, pupuk hayati dan pengendalian hama dengan pestisida nabati serta menggunakan alat pasca panen yang lebih baik. Target produksi yang ingin dicapai 13 -14 ton per hektarnya.
Kritik serta saran sangat kami harapkan untuk tercapainya kesempurnaan Sistem Tanam ala Rimbun ini guna peningkatan hasil panen padi petani.  Amiiin.
Biografi
Ø  Nama Lengkap                 : DEDDY ALFIANTO                                    
Ø  Tempat / Tanggal Lahir   : Bukittinggi / 31 Desember 1975
Ø  Jenis Kelamin                   : Laki-laki
Ø  Usahatani                         :  
ü  Padi                 : 0,75 Ha
ü  Hortikultura     : 0,25 Ha
ü  Perternakan  Kambing
Ø  Kelompoktani                   : Rimbun
Ø  Gapoktan                          : Limo Jurai
Ø  Pendidikan Terakhir         : SLTA ( MAN Koto Baru, Padang Panjang )
Ø  Alamat                             :
ü  Jorong              : Parik Putuih
ü  Nagari                         : Ampang Gadang
ü  Kecamatan      : Ampek Angkek
ü  Kabupaten       : Agam
ü  Provinsi            : Sumatera Barat
Ø  Kontak Person                  :
ü  HP / WA           : 085278169916
ü  Pin BBM          :5945B4A9
ü  E-mail              : deddyalfianto@gmail.com
ü  Facebook         : www.facebook.com/deddy.alfianto
ü  Website           : www.deddyalfianto.blogspot.com