Panduan bertanam padi dengan
Sistem Tanam
ala Rimbun
Oleh :
Deddy Alfianto
Petani Berprestasi Kabupaten Agam 2016
Mengetahui/Menyetujui :
Ka. UPT BP4K2P Penyuluh Pertanian Lapangan
Kecamatan Ampek Angkek Nagari Ampang Gadang
Arwin,
S.Sos
Rismayetti. SST
NIP 19640430 199303 1 002 NIP
19730108 200604 2 001
Sebagian
besar usahatani yang Kami lakukan adalah
bercocok tanam padi mulai dari penyemain benih hingga pemasaran beras. Disamping
itu Kami juga melakukan kegiatan pertanian di bidang hortikultura dan di bidang
peternakan terutama ternak kambing.
Padi
merupakan salah satu komoditi yang menjadi prioritas utama pemerintah dalam
program Upaya Khusus ( UPSUS ) disamping Jagung dan Kedelai guna mencapai
swasembada pangan.
Diantara
programnya adalah peningkatan produksi, percepatan tanam, perluasan areal sawah
serta mencetak sawah baru dan lainnya. Hal bisa dilakukan di Sumatera Barat
adalah peningkatan produksi. Sebab untuk
percepatan tanam tidak bisa dilakukan karena umur padi yang lama.Untuk perluasan
areal sawah atau mencetak sawh baru merupakan hal mustahil dilakukan. Yang ada adalah areal persawahan sudah banyak
berubah menjadi perumahan.
Untuk
meningkatkan produksi padi, cara yang ditempuh adalah dengan melakukan inovasi
dalam budidaya padi, diantaranya melalui penanaman “Jajar Legowo”. Namun
dilapangan kami mendapati beberapa kendala, yaitu :
a.
Pertumbuhan
tanaman (anakan) pada tanaman sisipan pertumbuhannya kurang maksimal dibanding
tanaman lainnya
b.
Kesulitan
sewaktu melakukan pemanenan. Hal ini karena jarak tanaman yang rapat
c.
Karena
terlalu berdekatan, kehilangan hasil pun meningkat sewaktu pemanenan
Maka
dari itu, kami mencoba memodifikasi beberapa sistem tanam dengan menngabungkan
sistem tanam Jajar Legowo 4:1, sistem tegel dan cara tanam rice-transplater
sehingga menghasilkan sistem tanam yang kami namakan Sistem Tanam ala Rimbun
(STAR).
Sejak
tahun 2014 kami telah mencoba menanam padi secara STAR ini, namun tidak semua
hal baru bisa diterima oleh petani, karena:
1.
Petani
tradisional. Sebagian besar petani Indonesia adalah petani keturunan dimana apa
yang diperbuat oleh orang tua mereka dalam budi daya, diikuti oleh penerusnya.
2.
Pemilik
lahan. Petani yang menggarap lahan milik orang lain, jika ingin menerapkan
sesuatu hal yang baru, sering kali ditolak oleh pemilik lahan.
3.
Petani
Upahan. Banyak pula diantara petani kita mengaku petani, namun sebagian besar
penggarapan lahan mengguanakan tenaga orang lain. Demikian juga jika ada
sesuatu yang baru, seperti tanam jajar legowo, regu tanam yang tidak terbiasa,
tidak mau melakukannya.
4.
Tidak
mau repot. Sama seperti tanam jajar legowo, petani mengatakan merepotkan tanam
jarwo tersebut
5.
Sosialisai
yang kurang. Berbagai inovasi terbaru kurang sampai informasinya kepada petani
selaku pelaku utama.
6.
Memberi
contoh. Hal baru jika tidak melihat dan merasakan sendiri manfaatnya, susah
untuk diterima oleh petani. Jangan hanya lewat omongan, tapi bukti nyata akan
lebih efektif.
7.
Bertahap.
Perlu waktu bagi petani untuk bisa menerima sesuatu yang baru.
8.
Generasi
muda. Petani muda yang seharusnya mampu aktif, inovatif dan kreatif untuk
memanfaatkan lahan pertanian yang semakin sempit guna menghasilkan hasil yang
maksimal.
A.
Padi Ampek Angkek
Untuk varietas padi,
didaerah kami yang berada di kecamatan Ampek Angkek, kabupaten Agam, provinsi
Sumatera Barat, terdapat empat varietas padi yang umum di tanam. Varietas padi yang ditanam adalah padi Ampek
Angkek, padi Kuriak Kusuik, padi Kusuik Putiah dan padi Saratuih.
Padi Ampek Angkek
merupakan varietas unggulan didaerah kami karena mempunyai produksi paling
tinggi walaupun mempunyai umur panen yang cukup lama 165 HST. Namun 65% petani
menanam varietas Ampek Angkek ini
Berikut ini
beberapa keunggulan padi Ampek Angkek :
1. Hasil panen yang
didapat lebih banyak dibanding varietas lainnya, karena anakan padi ini
rata" diatas 50 anakan per rumpun, bahkan ada yang lebih 100 anakan
seperti yang terdapat dilahankelompok.
2. Potensi hasilnya
6,9 – 8,8 ton/ha
3. Harga gabahnya
paling tinggi dengan selisih Rp. 200/kg dibanding varietas lain.
4. Harga beras juga
lebih mahal Rp.1500-2000 per kilo dibanding beras lainnya.
5. Termasuk jenis padi
yang ulet, maksudnya dengan kondisi tanah yang pH-nya rendah atau kami menyebutnya
kondisi tanah 'langek', padi ini tetap mampu tumbuh baik. Apalagi jika kondisi tanahnya subur.
6. Sangat cocok dengan metoda padi salibu.
7. Jika padi ini
dimakan tikus, jika batangnya dipotong akan mampu tumbuh kembali dengan hasil
padi yang baik pula.
8. Karena daun bendera
padi ini tinggi, hama burung pun enggan menghampirinnya.
9. Memang umur padi
ini relatif lama yakni 6 bulan, tapi hasil yang didapat tidak membuat petani
rugi.
10. Benih tua pun padi
Ampek Angkek ini akan tetap menghasilkan panen yang bagus. Kalau benih sudah
lebih 2 bulan, maka panen dapat dilakukan kurang 15 hari dari yang biasanya.
11. Padi Ampek Angkek
dan semua jenis padi yang ditanam di kec Ampek Angkek adalah padi yang ramah
lingkungan. Karena tidak memakai pestisida.
12. Saat ini kami juga
melakukan penanaman padi Ampek Angkek secara organik.
Padi Kuriak Kusuik dan Kusuik Putiah merupakan varietas lokal yang juga
banyak ditanam oleh petani. Kedua jenis varietas padi ini mempunyai umur yang
sama yaitu 145 HST. Sedangkan varietas
padi Saratuih dengan umur panen 110 HST. Perlakuan dan perawatan untuk varietas
padi Ampek Angkek, padi Kuriak Kusuik dan padi Kusuik Putuih adalah sama.
Sedangkan untuk padi Saratuih mempunyai perlakuan yang berbeda karena umurnya
yang cukup pendek dibanding varietas lainnya yaitu 110 HST.
B. Sistem Tanam
Dalam melaksanakan penanaman padi,
banyak Sistem Tanam yang dilakukan oleh petani, karena masing – masing Sistem
Tanam tanam mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
ü
Sistem Tanam Tegel
Sistem Tanam ini merupakan Sistem
Tanam tradisional yang telah menjadi turun temurun. Pada Sistem Tanam tegel
ini, jarak tanam yang biasa dipakai adalah 35 x 35 cm dan khusus untuk varietas
padi saratuih jarak yang dianjurkan adalah 30 x 30 cm. Dengan Sistem Tanam
tegel ini dengan jarak tanam 35 x 35 cm diperkirakan terdapat 78.400 rumpun per
hektarnya.
v v v v
v v v v
v v v v
ü
Sistem Tanam Jajar Legowo
Tujuan utama dari tanam padi dengan Sistem
Tanam Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur
jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah – olah tanaman
berada di pinggir, karena tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan
padi lebih tinggi dan kulaitas lebih bagus. Hal ini dikarenakan tanaman padi di
pinggir akan mendapat sinar matahari yang lebih banyak.
·
Sistem Tanam Jarwo 2:1
adalah setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan. Sedangkan dalam barisan
ditambahkan tanaman sisipan. Jarak yang
kami pakai adalah 20 cm dalam baris, 35 cm antar barisnya serta lorongnya 60 cm. Populasi 1 hektarnya sekitar 115.200 rumpun.
v v v v v v
v v v v v v
v v v v v v
·
Sistem Tanam Jarwo 4:1 adalah setiap empat baris tanaman
padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan, dan memberikan sisipan pada
kedua barisan tanaman pinggir. Yang kami terapkan adalah jarak dalam barisan
tanam 20 cm, antar baris 35 cm serta lorongnya 60. Maka didapat jumlah rumpun dalam 1 Ha adalah
102.400
v v v
v v v v v
v
v v v
v v v v v v v v
v
v v v
v v v
v v v v v
ü
Sistem Tanam Hazton
Sistem Tanam Hazton ini berkembang di
Prov Kalimantan Barat, dimana Sistem Tanam ini menanam bibit/benih padi dalam satu lubang
20 – 30 bibit. Dengan cara ini diharapkan akan terhindar dari hama keong karena
bibit yang ditanam berumur diatas 30 HSS. Namun teknik penanaman yang Kami
lakukan sedikit berbeda yakni penanaman bibit yang banyak tadi tidak ditanam
secara menumpuk (bulat), melainkan secara memanjang agar pertumbuhan anakannya
lebih banyak lagi. Dengan jarak tanam 40 x 40 cm, perkiraan 1 ha nya terdapat
57.600 rumpun.
C.
Sistem Tanam ala Rimbun (STAR)
Rimbun adalah nama kelompoktani kami
yang berlokasi di jorong Parik Putuih, nagari Ampang Gadang, kecamatan Ampek
Angkek, kabupaten Agam, provinsi Sumateran Barat.
Berikut ini tahapan penanaman padi dengan Sistem Tanam ala Rimbun yang
telah kami terapkan.
1) Pembuatan kompos
Kompos atau pupuk organik sangat
dibutuhkan dalam dunia pertanian saat ini, karena selama ini kita selalu
dimanjakan oleh pemakaian pupuk kimia. Akibat terlalu lama dan terlalu
banyaknya pupuk kimia yang kita berikan, berakibat tanah menjadi gersang dan
lapar. Lapar disini maksudnya adalah ketika musim tanam lalu kita memberikan 50
kg urea pada sawah, maka musim berikutnya kita mesti menambahkan jumlah
ureanya, karena kalau jumlahnya sama, hasilnya akan menurun.
Bahan yang digunakan untuk membuat kompos:
-
Plastik
hitam
-
Jerami
yang dirajang/sekam padi
-
Kotoran
kambing, sapi, kuda
-
Daun
tithonia
-
Mikroba
2
Cara pembutan :
-
Daun
tithonia di letakkan diatas plastik hitam setinggi 25 cm
-
Jerami
/ sekam diatasnya setinggi 25 cm
-
Kotoran
hewan setinggi 25 cm
-
Siramkan
larutan mikroba 2 yang telah di campur air, ¼ gelas mikroba 2 dicampur dengan
10 liter air
-
Ulangi
lapisan tersebut beberapa kali
-
Kemudian
ditutupi dengan plastik hitam hingga rapat
-
Setiap
minggu, dilakukan pembalikan dan pengadukan
-
Setelah
sebulan,kompos siap digunakan
Catatan:
-
Mikroba 1
Bahan :
o
Nasi
badatuih (nasi setengah matang)
o
Ruas
bambu
Cara membuatnya :
o
Nasi
dimasukkan kedalam bambu yang sudah dibelah 2/3 bagian
o
Diikat
dan dibenamkan kedalam tanah dekat rumpun bambu
o
4
-5 hari kemudian sudah jadi ditandai dengan nasi yang berwarna warni
-
Mikroba 2
Bahan :
o
Mikroba
1
o
Gula
Jawa
Cara membuatnya :
o
Gula
Jawa yang dihaluskan dicampur dengan mikroba 1
o
Diremas
sampai mengental
o
Disimpan
dalam toples yang ditutup sampai 4 hari
2)
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk
mendapatkan media tumbuh yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
padi, sehingga peranakan tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna.
Kami dalam pengolahan tanah, untuk sawah masih memberi upah kepada operator
alsintan karena untuk pemakaian alsintan masih sekedar bisa dan belum mahir.
Tahapan kegiatan
pengolahan sawah meliputi :
Pemotongan batang sisa panen. Selain untuk memudahkan dalam
pengolahan lahan (pembajakan), juga berguna sebagai pemberantasan hama “kapindiang tanah” yang berada dalam pangkal
batang padi.
-
Pemberian
pupuk kompos/organik secara merata agar kompos tersebut dapat terolah sempurna
ke dalam tanah
-
Lakukan pengolahan tanah (pembajakan) agar supaya bibit – bibit
penyakit atau telur – telur hama menjadi mati.
Operator alsintan ada yang mau menunggu beberapa hari untuk pembajakan
berikutnya disebabkan banyak lahan yang
akan diolah disekitarnya. Kalau tidak, maka operator akan menggabungkan
pengolahan tanah I dan II.
-
Pembuatan
parit disekeliling sawah untuk pengendalian hama
Keong
3)
Seleksi benih
Seleksi benih bertujuan untuk mendapatkan benih yang betul –
betul bernas dan nantinya akan didapat keseragaman pertumbuhan.
Langkah kerja seleksi
benih :
-
Masukkan
air kedalam ember, setengah bagian
-
Masukkan
garam sambil terus diaduk
-
Masukkan
telur sebagai media ukur, sampai telur mengapung
-
Keluarkan
telur dan lalu masukkan benih padi dan tetap diaduk agar benih yang kurang
bernas mengapung
-
Benih
yang mengapung diangkat dan yang bernas akan tenggelam
-
Bilas
benih yang bernas dengan air
-
Kemudian
direndam selama 24 jam
-
Selanjutnya
diperam 24 jam hingga muncul kecambahnya
Langkah kerja penyemaian :
Penyemaian bisa dilakuakan di sawah atau di ladang dengan cara yang
hampir sama . Penyemaian dengan cara kering (tidak digenang) diladang / didarat
lebih dianjurkan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
a.
Mudah
dalam pemeliharaan
b.
Mudah
dalam pencabutan
c.
Pada
saat pencabutan bibit, benih (padi) juga akan ikut terbawa
d.
Bibit
yang berasal dari persemaian dengan cara kering akan lebih cepat aberkembang
disaat sudah ditanam
Untuk lahan seluas 1 ha, dibutuhkan sekitar 8-12 kg benih.
Penyemaian dapat dilakukan secara
langsung dengan di tanah, tapi alangkah baiknya jika dialas dengan plasting
agar memudahkan dalam pencabutan benih.
Caranya adalah :
-
Alas
dengan plastik tempat penyemaian
-
Letakkan
tanah yang telah dicampur kompos (1:1) setebal 5 cm
-
Sebarkan
benih secara merata dan tidak terlalu rapat
-
Tutup dengan lapisan tanah dan pupuk kandang
yang halus
-
Tutup
lagi dengan karung
-
Setelah
4 hari, tutup dibuka
4)
Alat penanaman padi
Untuk Sistem Tanam tanam Rimbun ini, alat atau cara penanaman
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menggunakan caplak.
Caplak adalah alat pengukur jarak ketika akan
melakukan penanaman padi. Caplak terbuat
dari kayu yang selanjutnya dipasang tanda sebagai pembatas atau tanda tempat
kita menanam padi. Caplak ditarik secara
membujur dan melintang, dan dipersilangan itulah ditanam bibit padi. Dengan
cara ini, membutuhkan waktu dan biaya. Waktu yaitu kita harus melakukan tiga
tahapan mulai dari menggaris secara membujur dan melintang, kemudian baru bisa
ditanami. Selanjutnya biaya yang dibutuhkan membuat caplak antara Rp 50.000 -
Rp 100.000.
b.
Dengan bertanam secara
mundur. Caranya benih yang telah diikat, ditebar lalu regu tanam menanam secara
mundur dengan 4- 5 baris sekali jalan. Cara ini sering dilakukan oleh ibu-ibu
dan sekarang sudah mulai ditinggalkan.
c.
Menanam dengan menggunakan "biduak" (sampan/perahu).
Dengan menggunakan papan (lebih baik papan lantai yang
tebal) sepanjang 50 cm dan ditambah pembatas setinggi 10 cm
disekelilingnya. Biayanya lebih murah karena bahan bisa diambil dari barang
bekas. Lalu diikat dengan tali yang kemudian diikatkan ke pinggang tukan
tanamnya. Benih yang telah kita cabut diletakkan didalam "biduak" dan
di bawa / ditarik. Penanaman dilakukan satu baris. Jejak bekas
"biduak" dijadikan sebagai patokan penanaman berikutnya dan jejak kaki kita bisa terhapus oleh biduak dan bisa rata kembali.
Ciri khas dari penanaman dengan "biduak" ini adalah benih yang
ditanam memiliki kemiringan antara 20-30 derjat. Ini karena posisi penanam yang selalu menunduk
dan juga memililki keuntungan lain. Keuntungannya yaitu dengan posisi benih
yang miring, maka anakan yang tumbuh akan semakin banyak.
d.
Membuat parit tiap barisan tanam
Keong merupakan hama pertama yang dihadapi
petani dalam bercocok tanam padi. Berbagai cara
dilakukan agar benih yang baru ditanam, tidak dimakan keong, diantarnya
:
·
Memilih satu
persatu keong
·
Meletakkan umpan
dipinggir sawah agar keong berkumpul
·
Memasukkan itik
kedalam sawah yang telah selesai di bajak
·
Melakukan
penyemprotan dengan pestisida (tidak disarankan)
Setelah selesai ditanam, sawah biasanya dikeringkan hingga dua minggu
sampai benih padi kuat sehingga tidak sanggup lagi dimakan keong. Padahal padi
merupakan tanaman yang butuh air walaupun dalam keadaan macak – macak. Ada cara untuk mengatasinya yakni dengan
membuat parit diantara 4 barisan tanaman
padi.
Cara melaksanakannya :
·
Siapkan batu
sebesar kelapa
·
Masukkan batu
kedalam karung
·
Ikat karung
dengan tali sekitar 1 meter
·
Tarik karung
searah dengan arah penanaman.
Keuntungan dengan cara tanam seperti ini
adalah :
·
Air tetap
tergenang di parit sehingga tanah tetap lembab
·
Lebih mudah untuk
mengendalikan keong
·
Benih tetap bisa
mendapatkan resapan air
Dari berbagai macam
cara menanam bibit padi yang cocok untuk Sistem Tanam Rimbun ini, yang kami
rekomendasikan adalah dengan menggunakan biduak / sampan tersebut
5.
Penanaman
Dalam melaksanakan penanaman bibit padi,
langkahnya adalah :
·
Benih
dipindahkan telah berumur 7 – 18 hari setelah tanam.
Dengan benih muda, perkembangan anakan akan lebih maksimal
dibanding dengan menggunakan benih tua.
·
Jumlah
bibit tiap lubang tananm antara 1 – 5 bibit
Perkembangan benih yang sedikit akan mempunyai anakan yang
lebih banyak, tergantung varietas
·
Penanaman
dangkal ( 1 – 2 cm )
Penanaman dangkal akan membuat akar tanaman dapat bernafas
sehingga pertumbuhannya akan baik
·
Akar
benih membentuk huruh L
Dengan akan yang mengarah kesamping, membuat perkembangan
akar dan anakan akan lebih sempuna lagi.
·
Penyulaman
dilakukan maksimal hingga 10 HST
·
Jarak
tanam dengan Sistem Tanam ala Rimbun
Sistem Tanam ala Rimbun dibagi
menjadi dua macam yang didasarkan kepada sifat dan karateristik serta umur dari
varietas tersebut.
v
Sistem Tanam ala Rimbun tipe A
Sistem Tanam ala Rimbun
A adalah pengaturan jarak tanam untuk varietas padi yang berumur diatas 120
hari panen, dimana jarak tanam dalam barisan tanam adalah 25 cm dan jarak tanam
antar baris adalah 35 cm. Setiap empat
barisan tanam di beri ruang yang lebih luas yakni 60 cm.
Dalam satu hektar
didapat populasi 112.000 rumpun. Jika
dibandingkan dengan jajar legowo 4:1 dengan jarak tanam 20x35x60 cm, hanya
terdapat populasi 102.400 rumpun/ha.
v
Sistem Tanam ala Rimbun tipe B
Sistem Tanam ala Rimbun
B adalah pengaturan jarak tanam untuk varietas padi yang berumur dibawah 120
hari panen, dimana jarak tanam dalam barisan tanam adalah 20 cm dan jarak tanam
antar baris adalah 30 cm. Setiap empat
barisan tanam di beri ruang yang lebih luas yakni 50 cm.
Dalam satu hektar
didapat populasi 153.600 rumpun. Jika
dibandingkan dengan jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 17,5x30x50 cm, hanya
terdapat 134.400 rumpun/ha.
Perbedaan perlakuan
terhadap Sistem Tanam ala Rimbun A dan Rimbun B adalah :
STAR A :
Ø Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali. Pemupukan pertama ketika padi berumur 7 – 15
HST
Ø Pengairan dapat dilakukan maksimal
sampai umur 75 HST
STAR B :
Ø Pemupukan hanya dilakukan satu kali
saja, umur 7 – 10 HST
Ø Pengairan dilakukan maksimal sampai
umur 45 HST, karena jika lebih dari itu, potensi padi rebah akan tinggi. Hal ini disebabkan umurnya yang pendek,
akarnya kurang kuat ditambah lagi buah yang dihasilkan sedikit mengandung buah
yang hampa
Keuntungan penanaman
dengan Sistem Tanam ala Rimbun adalah :
a.
Mampu
meningkatkan hasil panen 13,5 % dibanding dengan Sistem Tanam jajar legowo
b.
Jumlah
rumpun lebih banyak
c.
Jumlah
anakan pun lebih banyak, karena dengan jarwo, tanaman sisipannya kurang bisa
berkembang dengan baik
d.
Mampu
menekan kehilangan hasil panen (losis), terutama pada saat panen
e.
Memudahkan
dalam melaksanakan pemupukan
f.
Mudah
dalam penyiangan/pengendalian gulma
g.
Penyinaran
dan sirkulasi sinar matahari lebih maksimal
h.
Mudah
dalam mengendalikan hama tikus
6.
Pemupukan
·
Pupuk
kandang / kompos untuk satu hektar sekitar 500 kg dan diberikan sebelum/sewaktu
pengolahan lahan
·
Pemberian
pupuk disesuaikan dengan kondisi
lapangan / daerah setempat
·
Pengaplikasian
dengan ditebar sepanjang barisan tanaman
·
Pemupukan
1 dilakukan 7 – 15 HST
·
Urea
: 50 kg/ha
·
NPK : 250 kg/ha
·
Pemupukan
2 dilakukan 45 – 60 HST
·
Urea
: 50 kg/ha (disesuaikan
dengan kondisi fisik tanaman dengan menggunakan Bagan Warna Daun/BWD)
Khusus untuk varietas padi Saratuih
(padi berumur dibawah 120 hari), cukup dilakukan sekali pemupukan saja. Hal ini karena, jika terlampau banyak pupuk,
mengakibatkan tanaman bisa rebah dan buah padi yang hampa pun meningkat.
7.
Pengairan
·
Sampai 7 HST, air sawah dibiarkan macak-macak untuk
mengurangi serangan hama keong
·
Selanjutnya
di beri air hingga ketinggian 1-3 cm
·
Setelah
21 HST, air di buang hingga kondisi macak-macak sampai dua hari. Hal ini berguna untuk memberi “nafas” bagi
anakan yang akan tumbuh
·
Selanjutnya
di beri air lagi hingga pemupukan susulan. Kalau memungkinkan, pengairan dan
pengeringan dilakukan setiap 7 hari berair dan sehari kering
·
Khusus untuk padi Saratuih, pada 45 HST airnya
sudah harus di buang atau dikeringkan dengan cara membuat parit
disekelilingnya.
·
Varietas
lainnya, pengeringan dilakukan jika telah 50 % dalam bunting
8.
Penyiangan
Penyiagan dilakukan untuk
membersihkan gulma pada lahan serta menghindari persaingan penyerapan pupuk
gulma dengan tanaman padi. Penyiagan
dapat dilakukan secara manual, dengan alat mekanik atau pun mennggunakan keong.
9.
Pengendalian hama dan penyakit
§ Hama keong mas merupakan hama yang
menyerang tanaman padi menjelang padi berumur satu bulan. Pengendaliannya yang
kami lakukan adalah dengan mengambilnya dan mengumpulkannya. Jangan sesekali mengendalikan hama keong
dengan melakukan penyemprotan dengan pestisida, karena hal itu bisa menjadi
salah satu penyebang timbulnya serangan hama kapindiang tanah
Manfaat keong mas :
o
Sebagai
pakan itik
o
Pupuk
nitrogen yakni dengan cara :
·
Keong
yang terkumpul dimasukkan kedalam karung (karung bawang/kentang) dan diletakkan
diatas pematang selama ½ jam
·
Selanjutkan
diletakkan di pintu masuk air
§ Pengendalian gulma
§ Hama yang biasa menyerang tanaman
padi berupa kapindiang tanah.
Dikendalikan dengan penggunaan Light trap. Pencegahannya dilakukan dengan
memotong batang padi bekas panen sebelum sawah dibajak, dan dengan mengenanginya
dengan air setelah panen.
§ Pengendalian tikus
v Tikus biasa bersarang di pematang
sawah yang lurus dan sarangnya tidak akan ditemukan dipematang yang mempunyai
kemiringan 30 s/d 45 derajat.
v Pemasangan tabung bambu dan tiang
hinggap burung hantu untuk mengendalikan hama tikus.
v Menggunakan pestisida nabati
Bahan yang digunakan :
-
Ubi
kayu karet (yang daunnya biasa untuk sayur) 1-2 kg
-
Air
Kelapa 1 liter
Cara membuatnya :
ü Ubi kayu dikupas
ü Direbus dalam kuali tanah bersama air
kelapa sampai mendidih
ü Diamkan semalan agar dingin
ü Setelah dingin, ubi kayu siap
digunakan untuk meracuni tikus. Sebaiknya dicampur dengan ikan asin untuk
mengundang selera.
10.
Pengamatan agroekosistem Tanam
Manfaat dari pengamatan ini adalah sebagai
bahan pembelajaran dan perbandingan bagi musim tanam berikutnya. Juga untuk
mengetahui perkembangan dari tanaman padi tersebut. Pengamatan dilakukan tiap
minggu sehingga permasalahan yang muncul dapat segera diatasi.
Pengamatan meliputi :
-
Pertumbuhan
tanaman dengan mengambil beberapa sampel
-
Pengamatan
tinggi tanaman
-
Menghitung
jumlah anakan
-
Pengamatan
rumpun yang rusak
o
Tikus
o
Penggerek
batang
-
Mengidentifikasi
populasi musuh alami
o
Laba-laba
o
Capung
o
Kumbang
helm
-
Mengidentifikasi
hama
o
Kapindiang
tanah
o
Walang
sangit/pianggang
o
Wereng
hijau
-
Mengidentifikasi
serangga yang ada pada tanaman
11. Panen dan Pasca panen
Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan :
Ø Pengamatan visual
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat
kenampakan padi pada hamparan lahan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur
panen optimal padi dicapai apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi
sudah berwarna kuning atau kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi
tersebut akan menghasilkan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendemen
giling yang tinggi.
Ø Pengamatan Teoritis
-
Pengamatan teoritis
dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi
-
Berdasarkan kondisi
varietas padi yaitu 30 sampai 35 hari setelah berbunga
-
Kadar air 22 – 23 %
saat musim kemarau dan 24 – 26 % saat musim penghujan
Pemanenan dapat dilakukan dengan berbagai cara
tergantung dengan kebiasaan petani dan juga ketersediaan teknologi pasca panen
di tingkat petani. Jika dilakukan secara
manual, gunakanlah sabit bergerigi atau sabit yang tajam. Jika dilakukan dengan alat mekanik, petani
harus menguasai cara pemakaian alat tersebut dengan baik.
Dengan penanaman padi secara Sistem Tanam ala Rimbun,
tentunya petani mempunyai pilihan cara bertanam padi yang berbeda dengan
kebiasaan di daerahnya. Semua Sistem
Tanam tanam yang telah dilakukan selama ini oleh petani mempunyai tujuan yang
sama yakni hasil panen padi yang diharapkan akan meningkat.
12.
Analisa usahatani
Untuk mengetahui mana sistem tanam padi yang terbaik untuk
daerah kami, maka kami melakukan uji coba dengan menanam satu petak sawah
menanam padi dengan 5 (lima) macam sistem tanam, yaitu Sistem tanam Tegel,
Jajar Legowo 4:1 dan 2:1, Sistem Hazton dan STAR. Varietas padi yang kami tanam
yakni padi Ampek Angkek dan padi Saratuih.
Berikut ini adalah analisa usahatani untuk padi Ampek
Angkek:
Analisa
Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Tegel
Luas
Lahan : 10.000 m2
Lama
produksi : 160 hari
(mulai dari penanaman)
Jarak
tanam : 35 x 35 cm
Harga
jual : Rp. 4.600,- per kg (Mei 2016)
Produktifitas : 7,25 ton/ha (GKP)
Analisa
usaha
Biaya produksi
A. Biaya
variabel Jumlah Harga(Rp) Total (Rp)
Benih 10 Kg 10.000 100.000
Kompos 500 Kg 1000
500.000
Urea 100 Kg
2.200 220.000
NPK
250 Kg 2.700 675.000
Traktor 1 Unit 2.000.000 2.000.000
Tenaga
kerja :
-
Persemaian 3 HOK 75.000 225.000
-
Pengolahan tanah 10
HOK 75.000 750.000
-
Penanaman 20 HOK
75.000 1.500.000
-
Pemupukan 10 HOK
75.000 750.000
-
Penyiangan/pengeringan
10 HOK 75.000 750.000
-
Panen dan pasca panen (20% dari hasil) 6.670.000+ Jumlah (A) 14.140.000
B. Biaya
tetap
Sewa
lahan 1
Ha (33% dari hasil) 11.005.000
Cangkul 10 Buah 100.000 1.000.000
Biduak 5
Buah 50.000 250.000+
Jumlah
(B) 12.255.000
Total
biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 14.140.000 + Rp.12.255.000
Rp. 26.395.000,-
Pendapatan : Hasil panen – biaya
produksi
:
(7.250 kg X Rp. 4.600) – Rp.26.395.000
: Rp. 33.350.000
– 26.395.000
: Rp. 6.955.000,-
B/C
ratio : 33.350.000/26.395.000
: 1,26
Analisa
Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Jarwo 4:1
Luas
Lahan : 10.000 m2
Lama
produksi : 160 hari
(mulai dari penanaman)
Jarak
tanam : 35 x 20 x 60
cm
Harga
jual : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas : 7,8 ton/ha (GKP)
Analisa
usaha
Biaya produksi
A. Biaya
variabel Jumlah Harga(Rp) Total (Rp)
Benih 12 Kg 10.000 120.000
Kompos 500 Kg 1000
500.000
Urea 100 Kg
2.200 220.000
NPK
250 Kg 2.700 675.000
Traktor 1
Unit 2.000.000 2.000.000
Tenaga
kerja :
-
Persemaian 3 HOK 75.000 225.000
-
Pengolahan tanah 10
HOK 75.000 750.000
-
Penanaman 20 HOK
75.000 1.500.000
-
Pemupukan 6 HOK 75.000 450.000
-
Penyiangan/pengeringan
10 HOK 75.000 750.000
-
Panen dan pasca panen (20% dari hasil) 7.176.000+ Jumlah (A) 14.366.000
B. Biaya
tetap
Sewa
lahan 1
Ha (33% dari hasil) 11.960.000
Cangkul 10 Buah 100.000
1.000.000
Biduak 5
Buah 50.000 250.000+
Jumlah
(B) 13.210.000
Total
biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 14.366.000 + Rp.13.210.000
Rp. 27.576.000,-
Pendapatan : Hasil panen – biaya
produksi
:
(7.800 kg X Rp. 4.600) – Rp.27.576.000
: Rp. 35.880.000
– 27.576.000
: Rp. 8.304.000,-
B/C
ratio : 35.880.000/27.576.000
: 1,3
Analisa
Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Jarwo 2:1
Luas
Lahan : 10.000 m2
Lama
produksi : 160 hari
(mulai dari penanaman)
Jarak
tanam : 35 x 20 x 60
cm
Harga
jual : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas : 8,15 ton/ha (GKP)
Analisa
usaha
Biaya produksi
C. Biaya
variabel Jumlah Harga(Rp) Total (Rp)
Benih 12 Kg 10.000 120.000
Kompos 500 Kg 1000
500.000
Urea 100 Kg
2.200 220.000
NPK
250 Kg 2.700 675.000
Traktor 1
Unit 2.000.000 2.000.000
Tenaga
kerja :
-
Persemaian 3 HOK 75.000 225.000
-
Pengolahan tanah 10
HOK 75.000 750.000
-
Penanaman 20 HOK
75.000 1.500.000
-
Pemupukan 6 HOK 75.000 450.000
-
Penyiangan/pengeringan
10 HOK 75.000 750.000
-
Panen dan pasca panen (20% dari hasil) 7.498.000+ Jumlah (A) 14.688.000
D. Biaya
tetap
Sewa
lahan 1
Ha (33% dari hasil) 12.496.000
Cangkul 10 Buah 100.000 1.000.000
Biduak 5
Buah 50.000 250.000+
Jumlah
(B) 13.746.000
Total
biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 14.688.000 + Rp.13.746.000
Rp. 28.434.000,-
Pendapatan : Hasil panen – biaya
produksi
:
(8.150 kg X Rp. 4.600) – Rp. 28.434.000,- :
Rp. 37.490.000 – Rp.
28.434.000,-
: Rp. 9.056.000,-
B/C
ratio : 37.490.000/28.434.000 :
1,31
Analisa
Usahatani padi Ampek Angkek dengan Sistem Tanam Hazton
Luas
Lahan : 10.000 m2
Lama
produksi : 160 hari
(mulai dari penanaman)
Jarak
tanam : 40 x 40 cm
Harga
jual : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas : 8,65 ton/ha (GKP)
Analisa
usaha
Biaya produksi
E. Biaya
variabel Jumlah Harga(Rp) Total (Rp)
Benih 25
Kg 10.000 250.000
Kompos 500 Kg 1000
500.000
Urea 100
Kg 2.200
220.000
NPK
250 Kg 2.700 675.000
Traktor 1
Unit 2.000.000 2.000.000
Tenaga
kerja :
-
Persemaian 5 HOK 75.000 375.000
-
Pengolahan tanah 10
HOK 75.000 750.000
-
Penanaman 20 HOK
75.000 1.500.000
-
Pemupukan 10 HOK
75.000 750.000
-
Penyiangan/pengeringan
10 HOK 75.000 750.000
-
Panen dan pasca panen (20% dari hasil) 7.958.000+ Jumlah (A) 15.728.000
D. Biaya
tetap
Sewa
lahan 1
Ha (33% dari hasil) 13.263.000
Cangkul 10 Buah 100.000 1.000.000
Biduak 5
Buah 50.000 250.000+
Jumlah
(B) 14.513.000
Total
biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 15.728.000 + Rp. 14.513.000
Rp. 30.241.000,-
Pendapatan : Hasil panen – biaya
produksi
:
(8.650 kg X Rp. 4.600) – Rp. 30.241.000,- :
Rp. 39.790.000 – Rp.
30.241.000,-
: Rp. 9.549.000,-
B/C
ratio : 39.790.000/30.241.000 :
1,31
Analisa
Usahatani padi Ampek Angkek dengan STAR A
Lama
produksi : 160 hari
(mulai dari penanaman)
Jarak
tanam : 35 x 25 x 60
cm
Harga
jual : Rp. 4.600,- per kg
Produktifitas : 10.05 ton/ha (GKP)
Analisa
usaha
Biaya produksi
A. Biaya
variabel Jumlah Harga(Rp) Total (Rp)
Benih 12 Kg 10.000 120.000
Kompos 500 Kg 1000
500.000
Urea 100 Kg
2.200 220.000
NPK
250 Kg 2.700 675.000
Traktor 1
Unit 2.000.000 2.000.000
Tenaga
kerja :
-
Persemaian 3 HOK 75.000 225.000
-
Pengolahan tanah 10
HOK 75.000 750.000
-
Penanaman 20 HOK
75.000 1.500.000
-
Pemupukan 6 HOK 75.000 450.000
-
Penyiangan/pengeringan
10 HOK 75.000 750.000
-
Panen dan pasca panen (20% dari hasil) 9.246.000+
Jumlah (A) 16.436.000
B. Biaya
tetap
Sewa
lahan 1
Ha (33% dari hasil) 15.410.000
Cangkul 10 Buah 100.000 1.000.000
Biduak 5
Buah 50.000 250.000+
Jumlah
(B) 16.660.000
-
Total
biaya produksi :(A) + (B) = Rp. 16.436.000 + Rp. 16.660.000
Rp. 33.096.000,-
Pendapatan : Hasil panen – biaya
produksi
:(10.050
kg X Rp.4.600) – Rp. 33.096.000,-
: Rp. 46.230.000
– Rp. 33.096.000,-
: Rp. 13.134.000,-
B/C
ratio : 46.230.000/33.096.000,-
: 1,4
Catatan:
Ø Biaya panen didaerah kami adalah dengan sistem bagi hasil dimana tenaga
pemanen menerima upah 1/5 bagian dari hasil panen yang didapat. Biaya panen merupakan biaya terbesar yang
harus dikeluarkan petani dalam proses bercocok tanam padi.
Ø Sewa lahan diberikan kepada pemilik sawah sebesar 1/3 bagian dari hasil
panen padi.
Ø Inilah dilema terbesar bagi petani yang menggarap sawah orang lain. Karena setelah dikeluarkan biaya produksi,
petani hanya akan menerima sekitar 1/3 bagian saja dari hasil panen padi yang
di mulainya dari pengolahan lahan sampai panen.
Pengamatan
padi Ampek Angkek rumpun 1
Nomor
|
Tanggal
|
Jumlah Anakan
|
Tinggi Tanaman
|
Kapindiang Tanah
|
Laba laba
|
Capung
|
1
|
28-12-2015
|
10
|
34
|
|
|
|
2
|
07-01-2016
|
23
|
62
|
|
|
|
3
|
18-01-2016
|
42
|
80
|
|
|
|
4
|
28-01-2016
|
54
|
81
|
4
|
|
|
5
|
07-02-2016
|
64
|
82
|
|
|
|
6
|
17-02-2016
|
73
|
84
|
2
|
|
|
7
|
27-02-2016
|
74
|
98
|
|
1
|
|
8
|
08-03-2016
|
70
|
104
|
5
|
|
|
9
|
18-03-2016
|
53
|
110
|
1
|
2
|
|
10
|
28-03-2016
|
48
|
129
|
|
4
|
1
|
11
|
07-04-2016
|
45
|
133
|
|
|
|
12
|
Anakan produktif
|
42
|
130
|
|
3
|
2
|
Pengamatan
padi Ampek Angkek rumpun 2
Nomor
|
Tanggal
|
Jumlah Anakan
|
Tinggi Tanaman
|
Kapindiang Tanah
|
Laba laba
|
Capung
|
1
|
28-12-2015
|
14
|
26
|
|
|
|
2
|
07-01-2016
|
28
|
58
|
|
|
|
3
|
18-01-2016
|
53
|
70
|
|
2
|
|
4
|
28-01-2016
|
63
|
76
|
|
|
|
5
|
07-02-2016
|
71
|
83
|
|
|
|
6
|
17-02-2016
|
73
|
86
|
|
4
|
2
|
7
|
27-02-2016
|
74
|
92
|
|
|
|
8
|
08-03-2016
|
58
|
100
|
|
3
|
|
9
|
18-03-2016
|
48
|
107
|
|
|
|
10
|
28-03-2016
|
46
|
118
|
|
2
|
|
11
|
07-04-2016
|
43
|
132
|
|
2
|
1
|
12
|
Anakan produktif
|
40
|
148
|
|
|
|
Pengamatan
padi Ampek Angkek rumpun 3
Nomor
|
Tanggal
|
Jumlah Anakan
|
Tinggi Tanaman
|
Kapindiang Tanah
|
Laba laba
|
Capung
|
1
|
28-12-2015
|
10
|
42
|
|
|
|
2
|
07-01-2016
|
22
|
58
|
|
|
|
3
|
18-01-2016
|
49
|
69
|
|
|
|
4
|
28-01-2016
|
56
|
83
|
|
|
|
5
|
07-02-2016
|
62
|
83
|
|
|
|
6
|
17-02-2016
|
59
|
87
|
2
|
|
|
7
|
27-02-2016
|
54
|
100
|
|
|
|
8
|
08-03-2016
|
49
|
118
|
1
|
1
|
1
|
9
|
18-03-2016
|
41
|
122
|
1
|
|
|
10
|
28-03-2016
|
41
|
129
|
|
|
|
11
|
07-04-2016
|
38
|
132
|
|
2
|
1
|
12
|
Anakan produktif
|
35
|
145
|
|
2
|
2
|
PENUTUP
Demikianlah “Panduan bertanam padi
dengan Sistem Tanam ala Rimbun” ini kami susun, semoga menjadi acuan atau
pedoman bagi petani lainnya dalam budidaya tanaman padi. Sistem Tanam ala Rimbun ini merupakan salah
satu alternatif bagi petani dalam melaksanakan penanaman padi yang tujuan
akhirnya tetap sama yaitu kesejahteraan petani dapat terwujud dan swasembada
pangan khususnya padi pada tahun 2017 nanti dapat tercapai.
Isi dari buku ini masih
jauh dari kesempurnaan karena baru dilaksanakan untuk tiga musim tanam. Sistem
Tanam ala Rimbun ini baru kami laksanakan didaerah kami yang tentunya berbeda
kondisi dan situasinya dengan daerah lainnya.
Musim tanam selanjutnya,
kami akan melanjutkan studi tentang STAR ini yang kami namakan STAR 100 yaitu
dengan menambahkan bahan dekomposer, pupuk hayati dan pengendalian hama dengan
pestisida nabati serta menggunakan alat pasca panen yang lebih baik. Target
produksi yang ingin dicapai 13 -14 ton per hektarnya.
Kritik serta saran sangat
kami harapkan untuk tercapainya kesempurnaan Sistem Tanam ala Rimbun ini guna
peningkatan hasil panen padi petani.
Amiiin.
Biografi
Ø Nama Lengkap : DEDDY
ALFIANTO
Ø Tempat / Tanggal Lahir : Bukittinggi
/ 31 Desember 1975
Ø Jenis Kelamin : Laki-laki
Ø Usahatani :
ü Padi :
0,75 Ha
ü Hortikultura : 0,25 Ha
ü Perternakan Kambing
Ø Kelompoktani : Rimbun
Ø Gapoktan : Limo Jurai
Ø Pendidikan Terakhir : SLTA ( MAN Koto Baru, Padang Panjang
)
Ø Alamat :
ü Jorong : Parik Putuih
ü Nagari : Ampang
Gadang
ü Kecamatan : Ampek Angkek
ü Kabupaten : Agam
ü Provinsi : Sumatera Barat
Ø Kontak Person :
ü HP / WA : 085278169916
ü Pin BBM :5945B4A9
Metode yang menarik... Boleh saya berbagi artikel tentang Sawah Padi Longji di Guilin, China di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/sawah-padi-di-longji.html
BalasHapusLihat juga video di youtube https://youtu.be/-FEADXHsiSM