Rabu, 08 Juni 2016

Pasca panen padi untuk Beras Ampek Angkek kualitas Premium



Padi adalah bahan pokok utama yang selalu dibutuhkan masyarakat Indonesia dan merupakan komoditas strategis nasional karena mempunyai nilai bisnis yang sangat besar dan nilai politis yang tinggi. Untuk itu, upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara:
·         Peningkatan luas tanam/cetak sawah baru
Hal ini sulit bahkan tidak mungkin dilakukan di kabupaten Agam provinsi Sumatera Barat, yang ada malah sebaliknya dimana areal sawah banyak yang berubah menjadi perumahan
·         Peningkatan produtivitas
·         Menekan kehilangan hasil
Pascapanen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan sampai siap untuk dipasarkan. Hasil utama pertanian adalah hasil utama masyian yang merupakan produk utama untuk tujuan usaha pertanian dan diperoleh hasil melalui maupun tidak melalui proses pengolahan .
Sedangkan penanganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri. Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan daya guna lebih tinggi. Kegiatan pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan, perawatan, pengeringan, penggilingan, pengolahan, transportasi, penyimpanan, standardisasi mutu dan penanganan limbah.
Penanganan pascapanen hasil pertanian bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas pertanian. Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa penanganan pascapanen mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan produksi padi melalui penurunan kehilangan hasil dan peningkatan kualitas hasil serta mengatasi masalah yang dihadapi petani. Namun demikian, karena terlalu banyaknya masalah yang dihadapi, maka penanganan pascapanen tidak dapat menyelesaikan semua masalah secara sekaligus. Oleh karena itu perlu menetapkan prioritas masalah yang akan diatasi.
Masalah utama dalam penanganan pascapanen padi yang dihadapi petani adalah masih tingginya kehilangan hasil selama penanganan pascapanen dan rendahnya mutu gabah dan beras yang dihasilkan. Rendahnya mutu gabah disebabkan oleh tingginya kadar kotoran dan gabah hampa serta butir mengapur mengakibatkan rendahnya rendemen beras giling yang diperoleh.
Penyebab tingginya kehilangan hasil sewaktu melaksanakan panen adalah :
1.      Penanganan panen dan pasca panen padi masih banyak ditangani secara tradisional dan relatif tertinggal jika dibandingkan kegiatan pra panen, hal ini antara lain ditandai dengan rendahnya penerapan sarana dan teknologi panen/pasca panen serta pengelolaan hasil panen yang belum optimal.
2.      Waktu panen yang kurang tepat
3.      Terbatasnya peralatan pendukung
4.      Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dan dukungan peralatan mesin pasca panen
5.      Penempatan dan pengalokasian peralatan mesin pasca panen yang kurang tepat
6.      Kemampuan dan pengetahuan petani dalam penanganan panen dan pasca panen masih terbatas
7.      Belum adanya SOP (Standar Operasional Prosedur)
Beberapa kehilangan hasil yang dikarenakan oleh kelalaian petani:
a.      Kehilangan hasil pada saat panen
o   Pemanenan yang dilakukan sebelum umur optimal menyebabkan kualitas gabah yang kurang baik karena tingginya persentase butir hijau pada gabah
o   Sedangkan panen yang dilakukan setelah lewat   masak akan menyebabkan jumlah  gabah yang hilang karena rontok saat pemotongan akan besar.
o   Hal ini akan menurunkan kualitas beras yang dihasilkan.
Faktor penyebabnya adalah :
·         Varietas
·         Umur panen
·         Kadar air panen
·         Alat dan cara panen
·         Perilaku tenaga panen
·         Sosial Budaya Masyarakat
·         Tingkat Pendidikan Petani
·         Kelembagaan yang ada di masyarakat
MUTU GABAH adalah :
Ø  Kadar air
Ø  Kebersihan (bebas dari kotoran, batu, kerikil dll)
Ø  Kemurnian Varietas
Ø  Rendemen Penggilingan
MUTU BERAS adalah :
Ø  Warna
Ø  Kebersihan (bebas dari kotoran, batu, kerikil dll)
Ø  Keseragaman butiran
Ø  Jumlah beras kepala (utuh) dan beras patah
Varietas unggul lokal kabupaten Agam adalah padi/beras Ampek  Angkek karena memiliki beberapa keunggulan dibanding varietas lainnya, diantaranya :
1. Hasil panen yang didapat lebih banyak, karena anakan padi ini rata" diatas 50 anakan per rumpun, bahkan ada yang lebih 100 anakan seperti yang terdapat dilahankelompok.
2. Potensi hasilnya 6,9 – 8,8 ton/ha
3. Harga gabahnya paling tinggi dengan selisih Rp. 200/kg dibanding varietas lain.
4. Harga beras juga lebih mahal Rp.1500-2000 per kilo dibanding beras lainnya.
5. Termasuk jenis padi yang ulet, maksudnya dengan kondisi tanah yang pH-nya rendah atau kami menyebutnya kondisi tanah 'langek', padi ini tetap mampu tumbuh baik.  Apalagi jika kondisi tanahnya subur.
6. Sangat cocok  dengan metoda padi salibu.
7. Jika padi ini dimakan tikus, jika batangnya dipotong akan mampu tumbuh kembali dengan hasil padi yang baik pula.
8. Karena daun bendera padi ini tinggi, hama burung pun enggan menghampirinnya.
9. Memang umur padi ini relatif lama yakni 6 bulan, tapi hasil yang didapat tidak membuat petani rugi.
10. Benih tua pun padi Ampek Angkek ini akan tetap menghasilkan panen yang bagus. Kalau benih sudah lebih 2 bulan, maka panen dapat dilakukan kurang 15 hari dari yang biasanya.
11. Padi Ampek Angkek dan semua jenis padi yang ditanam di kec Ampek Angkek adalah padi yang ramah lingkungan. Karena tidak memakai pestisida.
Tahapan untuk mendapatkan gabah dan beras yang berkualitas.
A.     Penentuan saat panen
Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan :
Ø  Pengamatan visual
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan lahan sawah.  Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendemen giling yang tinggi.
Ø  Pengamatan Teoritis
-        Pengamatan teoritis dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi
-        Berdasarkan kondisi varietas padi yaitu 30 sampai 35 hari setelah berbunga
-        Kadar air 22 – 23 % saat musim kemarau dan 24 – 26 % saat musim penghujan
B.      Pemanenan
Pemanenan padi harus dilakukan pada saat yang tepat. Panen yang terlalu cepat dapat menyebabkan kualitas butir gabah menjadi rendah, yaitu banyak butir gabah menjadi rendah, yaitu banyak butir hijau atau butir berkapur. Bila hal ini terjadi, nantinya akan diperoleh beras yang mudah hancur saat digiling. Sebaliknya, panen yang terlambat dapat menurunkan produksi karena banyak butir gabah yang sudah dimakan burung atau tikus dan akan banyak gabah yang berserakan akibat terlalu masak. Pemanenan dapat dilakukan secara manual atau secara mekanis, yang secara manual biasanya dengan menggunakan ani-ani, sabit, dan sabit bergerigi dan yang secara mekanis telah banyak yang menggunakanmesinpemanen.
C.      Penumpukan Sementara
Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen.  Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi.  Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas.
Kehilangan hasil pada saat penumpukan sementara
o   Tenaga pemanen melakukan penumpukan dengan tergesa – gesa dan tanpa alas
o   Saat pengangkutan ke tempat penumpukan, sudah pasti ada padi yang tertinggal di tanah akibat tidak di alas
D.     Perontokan
i.            Kehilangan hasil pada saat Perontokan
o   Ukuran alas perontokan menjadi faktor utama kehilangan hasil
o   Umur panen padi yang tidak tepat
o   Untuk beberapa varietas, penundaan waktu perontokkan setelah panen bisa mengurangi kehingan hasil perontokan
o   Alat/cara perontokan  berpengaruh terhadap jumlah losis.
o   Berbagai alat atau cara perontokan
-          Manual   :   -     Iles, Tongkang
-          Meknik  :    -    Power thresher , Combine harvester
o   Pembersihan gabah dari kotoran dan jerami dilakukan dengan menggunakan lumbo/kipeh sehingga akan didapat gabah bernas 98%. Dengan gabah yang sudah bernas ini, akan mempengaruhi kualitas beras yang dihasilkan.
E.      Mengitung losis
Kehilangan hasil saat melakukan pemanenan, selama ini kurang menjadi perhatian bagi petani.  Padahal tidak sedikit kerugian yang dialami ketika tidak memperlakukan proses pemanenan dan perontokan padi secara baik dan benar.
a.      Penghitungan Kehilangan hasil saat panen (padi Ampek Angkek )



Keterangan :

Bt =  berat butir gabah bernas yang menempel di papan  à dengan tabel konversi susut panen
Bgt = berat butir gabah bernas yang menempel pada alas penumpukan sementara
Bp = berat hasil panen ubinan 5 x 5 m
Lp = luas ubinan 5 x 5 meter
Berat 1 butir gabah bernas = 0,022 gram






Contoh:
1. Jumlah butir gabah bernas yang menempel di 9 papan = 110 butir
            à dari tabel konversi diperoleh jumlah susut = 66 kg/ha
2.Dari hasil panen ubinan 5 x 5 meter diperoleh hasil 21,4 kg gabah
            à per hektarnya = 21,4 kg/25 m2 x 10.000m2 = 8.560 kg/ha
3.Jml butir gabah bernas pd alas penumpukan sementara = 2890 butir
            à jika berat 1 butir = 0,022 gram, maka 2890 x 0,022 = 63,58 gram
            à per hektarnya = 63,58 kg/25 m2 x 10.000m2 = 25.432 gram/ha
                        = 25,43 kg/ha

ii.            Penghitungan Kehilangan saat melakukan Perontokan padi

Contoh:
Gabah/padi 100 kg yang ditimbang dengan batang padi yang dirontokkan secara manual            :
            Berat gabah bersih     : 36 kg (BT0)
            Berat Jerami               : 56,5 kg
            Berat Kotoran             : 6,13 kg
            Berat Debu                  : 1,25 kg
            BT1      = 5.788 x 0,022 gr
                        = 127,3 gram
                        = 0,12 kg
            BT2      = 126 x 0,022 gr
                        = 2,77 gram
            = 0,002 kg x 56,5 kg         (berat jerami)
                              = 0,113 kg
            BT2      = 8.102 x 0,022 gr
                        = 178,2 gram
                        = 1,042 kg
            SPr       = 1,273 x 100%
                          37,273
                        = 3,41 %
Dari hasil penghitungan kehilangan panen (losis), dapat kita ketahui berapa kerugian yang kita alami.  Jika harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp 5.800 per/kg
-          Kerugian akibat losis panen
=  0,97 % x Rp 5.800 x 8.560 kg
=  Rp 481.585,-
-          Kerugian akibat losis perontokan
= 3,41 %  x Rp 5.800 x 8.560 kg
= Rp 1.692.996,-
-          Total kerugian yang dialami oleh petani akibat dari ketidak hati-hatian akan “hal sepele ini” adalah Rp 2.174.581,-
Semua itu kembali kepada pribadi masing – masing petani,  walaupun kehilangan dari hasil panen dan perontokan tidak dapat hilangkan namun dapat dikurangi.
F.       Pengeringan
Proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan biji-bijian sebelum bahan diolah menjadi beras. Padi setelah dipanen dan dirontok akan menghasilkan gabah yang mempunyai kadar air sekitar 20% sampai 25%. Gabah hasil panen tersebut baru dapat disimpan atau digiling dengan baik apabila kadar air diturunkan hingga mencapai kadar air yaitu sekitar 14%. Petani padi pada umumnya menjemur/mengeringkan gabah dengan cara menghamparkan gabah pada terpal plastik dan juga pada lantai jemur yang beralaskan semen. Penjemuran/ pengeringan dengan alas terpal plastik merupakan cara konvensional pengeringan gabah yang paling popular di Indonesia, karena lebih murah dibandingkan pengeringan buatan (makanis atau semi mekanis). Padi yang sudah selesai dituai harus segera dikeringkan dengan menjemur dibawah panas matahari. Penjemuran cukup 2-3 hari, tiap hari selama 3-4 jam. Selama dijemur perlu dibalik setiap jamnya agar keringnya merata
Tujuan pengeringan gabah adalah :
-        Menurunkan kadar air gabah yang  pada waktu panen kadar air gabah 23-27%, setelah dikeringkan kadar airnya 13-14%. Dengan kadar air seperti ini, gabah dapat tahan lama dalam penyimpanan.
-       Meringankan pengangkutan, dengan berat gabah berkurang biayapengangkutandapatditekan.
 
-          Untuk mempersiapkan pengelolan gabah lebih lanjut. Gabah yang masih basah tidak bisa diproses atau dijadikan beras dengan baik.
-                      Untuk meningkatkan kualitas gabah/beras.
Penundaan pengeringan dapat menyebabkan pembusukan, turunnya mutu, dan kerugian fisik yang meningkat secara dramatis dalam 2-3 hari setelah perontokan. Padi dengan kadar air tinggi (>20%) harus dikeringkan secepat mungkin sampai 18 % lalu ke 14 % untuk memelihara bau, kualitas dan proses di penggilingan.
 F. 
Penggilingan
Penggilingan merupakan proses akhir terakhir untuk mengubah gabah menjadi beras. Penggilingan adalah proses pemisahan antara beras dengan kulitnya yang meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah, penyosohan, pengemasan dan penyimpanan. Penggilangan Padi Kecil (PPK) yang telah di revitalisasi oleh pemerintah, mampu mencapai rendemen 65%.  Beras yang dihasilkan pun memiliki kualitas yang bagus tergantung perlakuaan kita sebelumnya, mulai dari pemanenan sampai penggeringan.  
G. Penyimpanan
Setelah dilakukan pengeringan, gabah dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu tergantung tingkat kekeringan dari gabah tersebut.
Pengaruh kadar air terhadap lamanya penyimpanan gabah:
1)      Jika kadar air 14% maka gabah dapat disimpang hingga 2 tahun
2)      Jika kadar air 15% maka gabah dapat disimpang hingga 1 tahun
3)      Jika kadar air 16% maka gabah dapat disimpang hingga 6  bulan
4)      Jika kadar air 17% maka gabah dapat disimpang hingga 3 bulan
5)      Jika kadar air 18% maka gabah dapat disimpang hingga 45 hari
6)      Jika kadar air 19% maka gabah dapat disimpang hingga 25 hari
7)      Jika kadar air 20% maka gabah dapat disimpang hingga 20 hari
8)      Jika kadar air 21% maka gabah dapat disimpang hingga 15 hari
9)      Jika kadar air 22% maka gabah dapat disimpang hingga 3-5 hari
10)  Jika kadar air 23% maka gabah dapat disimpang hingga 1 hari
Kesalahan pada waktu penyimpanan, dapat menyebabkan kerusakan pada padi seperti timbulnya jamur yang berakibat pada menurunya kualitas beras.  Penyimpanan beras dapat dilakukan dengan cara curah, yaitu tanpa menggunakan kemasan dan penyimpanan dengan menggunakan kemasan seperti dalam karung dan kantong plastik.
Kerusakan beras, dapat disebabkan oleh :
1)      Faktor Internal
Hal ini disebabkan karena penyosohan beras yang kurang bersih, bekatul yang masih menempel pada beras yang berakibat beras menjadi bau dan berwarna kusam kehitaman .
2)      Faktor Eksternal
Kerusakan yang dikarenakan oleh serangan serangga dan juga tikus, burung.  Ini berakibat pada berlubangnya beras dan menjadi bau sehingga bobotnya pun menjadi berkurang.
Pencegahan menjadi hal yang utama yaitu:
ü  Beras harus kering dengan kadar air maksimal 14% atau kurang
ü  Derajat sosoh sempurna
ü  Pengemasan dengan kantong plastik yang baik
ü  Ruang penyimpanan yang bersih dan sejuk
ü  Terhindar dari serangga, tikus dan burung
H.Pengemasan
Penyimpanan dalam kemasan dilakukan dengan beberapa bentuk :
*      Karung
-        Kemasan harus dapat melindungi beras dari kerusakan
-        Kemasan tidak membuat beras menjadi rusak
-        Kemasan harus kuat
Kelebihannya :
-        Karena karung berlobang-lobang kecil, gabah tidak harus disimpan dalam keadaan kering sekali
-        Dapat dipasangi label sehingga diisi dengan berbagai jenis
-        Mudah dipindahkan
Kekurangannya :
-        Mudah rusak sehingga hanya dapat dipakai sekali
-        Tidak aman dari ancaman air, serangga  dan tikus
-        Tidak dapat disimpan dalam waktu yang  lama
Cara penyimpanan :
-        Disimpan dengan kadar air 12 – 14%
-        Kemasan dan beras dalam keadaan bersih
-        Ditumpuk dengan menggunakan alas dan tidak langsung diatas lantai
*      Kemasan Plastik
Beras dimasukkan kedalam kantong-kantong plastik dengan ukuran tertantu yang kemudian disimpan secara bertumpuk. Caranya :
-        Bersihkan tempat penyimpanan
-        Gunakan balok kayu dan papan sebagai alas
-        Pisahkan setiap ukuran dengan maksimal 15 tumpukan

PENUTUP
Demikianlah sedikit uraian tentang cara penangan pasca panen padi sampai diolah menjadi beras agar beras yang kita dapatkan dan kita konsumsi adalah beras terbaik dengan kualitas premium. Jadi setiap langkah dalam pelaksanaan pasca panen merupakan hal yang mempengaruhi langkah kerja kita berikutnya
Dengan adanya buku ini bisa menjadi acuan bagi para petani untuk lebih baik lagi melakukan proses pasca panen sehingga usaha kita dalam budidaya tanaman padi tidak menjadi sia-sia disebabkan perlakuan pasca panen yang kurang baik. Proses pengolahan gabah menjadi beras pun tidak terlepas dari perhatian kita agar beras yang dihasilkan sesuai dengan yang kita harapkan.
Semoga buku ini bisa bermanfaat bagi kita semua.  Dan kami mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan buku ini kedepannya dan juga demi kesejahteraan petani agar segala sesuatu yang dilakukan petani membuat petani sejahtera.  Amiin.
Biografi
Ø  Nama Lengkap                 : DEDDY ALFIANTO                                    
Ø  Tempat / Tanggal Lahir   : Bukittinggi / 31 Desember 1975
Ø  Jenis Kelamin                   : Laki-laki
Ø  Usahatani                         :  
ü  Padi                 : 0,75 Ha
ü  Hortikultura     : 0,25 Ha
ü  Perternakan  Kambing
Ø  Kelompoktani                   : Rimbun
Ø  Gapoktan                          : Limo Jurai
Ø  Pendidikan Terakhir         : SLTA ( MAN Koto Baru, Padang Panjang )
Ø  Alamat                             :
ü  Jorong              : Parik Putuih
ü  Nagari                         : Ampang Gadang
ü  Kecamatan      : Ampek Angkek
ü  Kabupaten       : Agam
ü  Provinsi            : Sumatera Barat
Ø  Kontak Person                  :
ü  HP / WA           : 085278169916
ü  Pin BBM          :5945B4A9
ü  E-mail              : deddyalfianto@gmail.com
ü  Facebook         : www.facebook.com/deddy.alfianto
ü  Website           : www.deddyalfianto.blogspot.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar