Dalam perkembangannya, tidak jarang pula "karanok " tsb tidak sempat dipindahkan karena tidak ada lagi rumpun padi yang akan disisip. Dari penanaman "karanok " yang tertinggal itu, pertumbuhan dan perkembangan "karanok " yang ditanam di tengah 2 diantara 4 rumpun (sistem tanam tegel , memiliki pertumbuhan yang seragam dg tanaman lainnya dibandingkan dengan karanok yang ditanam sejajar dg tanaman lain.
Didasarkan hal tersebut, kami mencoba menyederhanakannya dengan mengkombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1. Caranya adalah dengan menanam dengan jarak tanam 35x 35 cm dan antar lorong / setiap 4 baris 1,5 kali jarak tanam (sekitar 52,5cm). Kami mencobanya dengan dua cara yaitu cara pertama dengan menanam "karanok " disetiap antara baris 1 dan 2, baris 3 dan 4 pada barisan tanam dan cara kedua tetap sama dengan cara pertama namun dilewati satu dalam barisan tanam . Dengan cara pertama, ada penambahan rumpun 35 persen dibanding sistem tanam tegel dan cara kedua penambahan 25 persen. Kalau jarwo peningkatan 33 persen. Dengan karanok ini, pertumbuhan tanaman seragam, kalau jarwo tanaman sisipannya cenderung pertumbuhan nya lebih kecil.
Uji coba ini dilakukan pada 8 petak sawah dimana satu petak di tanam dg berbagai sistem tanam yaitu tegel, jarwo 4 : 1 dan karanok cara 1 dan 2. Padi yang ditanam varietas lokal, yaitu padi ampek angkek, padi cisokan dan padi kusuik putiah. Namun kami sedikit mengalami kendala karena faktor cuaca yang kurang mendukung, yang saat ini curah hujan yang berkurang. Walaupun demikian, cara ini kami yakini dapat meningkatkan hasil panen.
Setelah panen, berikut hasil yang kami dapatkan.
Kami pun telah mencoba dengan cara "karanok" dimana tanaman sisipan ditanam di antara rumpun. Ini adalah pengembangan dari jarwo 4:1 yang tanaman sisipan di pinggir, tapi kalau karanok di tengahnya. Karena masih uji coba, "karanok" tersebut kami tanam di antara setiap 4 rumpun utama.
Jika dengan sistem tanam tegel, padi varietas ampek angkek menghasilkan 8,2 ton/ha yang terdapat 78.600 rumpun /ha, dengan sistem karanok ini didapatkan hasil 10 ton/ha dengan 92.800 rumpun /ha, jumlah anakan produktif rata2 54.
Pada MT berikutnya, sistem karanok ini akan kami kembangkan dan sempurnakan lagi agar hasil panen dapat meningkatkan dan kesejahteraan petani pun tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar