Kamis, 29 Oktober 2015

Ketika benih hibrida merampok petani

Untuk meningkatkan produksi hasil pertanian, saat ini banyak kita temukan berbagai benih hibrida yang mampu mendongkrak hasil. Selanjutnya, karena panen hasil hibrida itu jika dijadikan benih, maka hasil panen akan turun sehingga petani kembali harus membeli benih hibrida tersebut agar hasil panen tetap tinggi.

Dari uraian singkat tersebut, maka didapat kesimpulan bahwa  penggunaan benih hibrida mempunyai keunggulan diantaranya:
1. Mampu meningkatkan hasil produksi
2. Mempunyai umur yang pendek

Disamping keunggulan tersebut, maka penggunaan benih hibrida juga mempunyai kelemahan yaitu:
1.Ketergantungan akan benih, karena hasil tidak bisa diturunkan jadi benih
2. Benih yang mahal dan kadang sulit ditemukan

Ada hal lain yang akan sangat merugikan petani dan generasi mendatang jika menggunakan benih hibrida :
1. Terkurasnya zat hara yang terdapat dalam tanah.
Jika kita menggunakan benih hibrida, maka perlakuannya tidakakan sama dengan benih biasa karena pemakaian pupuk kimia yangn melebihi dosis biasanya dan rentan akan  hama dan penyakit sehingga pemakain pestisida diperlukan. Hal ini bisa kita buktikan jika kita menanam jagung kampung, maka hanya dengan pupuk urea saja bisa mendapatkan hasil yang bagus. Namun jika kita menanam jagung hibrida, maka pupuknya harus lengkap N, P, K.

Dengan pupuk kimia yang dobel, tentunya  zat-zat alami yanng terdapat dalam tanah akan berkurang sehingga akan menyebabkan tanah menjadi sakit. Tanah yang sakit jika tidak disembuhkan, apa yang akan ditanam oleh anak cucu kita nanti. Cara yang tepat untuk menyembuhkannya adalah kembali ke alam dengan pertanian organik. Dengan memasukkan bahan organik kedalam tanah, maka secara bertahap residu pupuk akan berkurang.


2. Hilangnya komoditi lokal
Dengan mendapatkan hasil yang bagus dengan menggunakan benih hibrida, maka petani lebih suka menanamnya dan seolah membiarkan komiditi lokal, sehingnga dikhawatirkan cucu dari cucu kita nanti mungkin tidak akan mengenal dan mendapatkan lagi \tanaman lokal. Karena matrak menanam terung 'hitam', terung 'ungu' sudah mulai jarang ditanam, padahal jika dipelihara dengan baik, terung ungu bisa mencapai umur 2 tahun. Demikian juga dengan jagung kampung yang sudah jarang ditanam yang beralih ke jagung manis dan jagung hibrida

Maka dari itu, kita semua jangan hanya mencari kesenangan sesaat dan pikirkanlah masa depan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar