Dalam usaha mencapai swasembada beras, selain meningkatkan produksi padi, pemerintah juga melakukan perbaikan atau revitalisasi terhadap Penggilingan Padi Kecil (PPK) yang kondisinya sudah cukup tua. Hal ini dikarenakan dengan umur mesin yang sudah lama, hasil beras yang diperoleh juga rendah baik mutu maupun rendemen atau kehilangan hasilnya. Sekarang banyak PPK yang rendemennya dibawsah 60 % dan tentunya banyak 'beras' yang hilang dan setelah di revitalisasi diharapkan rendemennya bisa 65-68%.
Revitalisasi penggilangan padi hendaknya mencakup beberapa hal yaitu:
1. Teknologi
2. Konfigurasi penggilangan padi
3. Perbaikan penggelolaan usaha
4. Permodalan
5. Penerapan good manufacturing procedure
Secara teknolgi, penggiligan padi yang baik itu untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus mempunyai ketersedian berbagai mesin, diantaranya :
1. Mesin Pembersih Kotoran Gabah (cleaner)
2. Mesin Pecah Kulit (husker)
3. Mesin Pemisah Batu (de-stoner)
4. Mesin pemisah antara Gabah dan beras pecah kulit (separator)
5. Mesin pemutid batu ( abrassive)
6. Mesin Pemutih besi (friction)
7. Mesin pengkilap (rice-refiner)
8. Mesin pemisah menir (rice-sifter)
9. Mesin pemisah antara beras kepala dan beras patah (rice-grader)
10. Timbangan
11.Pengkarungan (packing)
Salah satu yang mendapat bantuan revitsalisasi adalah PPK yang berlokasi di Nagari Ampang Gadang kerjasama dengan Gapoktan Limo Jurai. Bantuan diterima dari Dinas Pertanian Pusat pada Oktober 2014 lalu dan produksinya makin lancar. Beras yang dihasilkan lebih bagus dan bermutu.
Dengan beras kualitas premium yang dihasilkan terutama berass ampek angkek, dalam pemasarannya dikelola oleh kelompok tani Rimbun. Perlahan namun pasti, pemasaran beras ampek angkek oleh kelompok sudah mencapai hampir 1,5 ton beras. Untuk membawa gabah petani ke PPK, kelompok masih menggunaka sepeda motor anggota atau menyewa kendaraan lain. Alangkah baiknya kedepan untuk menekan biaya transportasi, diadakan kendaraan bermotor sendiri untuk mengangkut gabah dan beras baik kendaraan roda empat atau roda tiga.
Namun untuk lebih meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan, kami kedepannya membutuhkan penerapan teknolgi yang lebih baik lagi dalam memproses beras sampai dikemas yaitu mesin pemisah beras kepala, beras patah dan beras menir. Saat ini kami hanya menggunakan alat manual berupa "ragai" untuk memisahkan beras tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar