Rabu, 23 Mei 2018

Cara memulai usaha bisnis NASA

Cara cepat Sukses Membangun Bisnis dengan Modal Kecil Di Nasa

● Untuk bergabung dalam bisnis NASA, Anda hanya diwajibkan membeli paket distributor yang nilainya tergolong kecil bila diukur sebagai suatu modal usaha.

● Sebagai distributor NASA,
Anda tidak diharuskan menyediakan tempat secara khusus seperti toko atau kantor.
Anda bisa memanfaatkan ruang-ruang di rumah Anda. Sehingga peluang Bisnis Nasa ini cocok sebagai bisnis rumahan yang dijalankan siapa saja, seperti ibu rumah tangga, pelajar atau mahasiswa, karyawan kantor dan lain sebagainya.


● Sebagai Distributor,
Anda tidak diwajibkan untuk stok barang dalam jumlah besar.
Bisa jadi Anda hanya perlu menyediakan sample saja sebagai alat informasi kepada calon konsumen
● Anda tidak diwajibkan mempekerjakan seorang karyawan dengan manajemen profesional.
Anda hanya perlu berkonsentrasi pada product knowledge, aktivitas pemasaran, dan marketing plan.
● Luwes karena dalam memasarkan produk NASA, Anda bisa menjalannya dengan beberapa cara, yaitu :
~ Bila Anda suka melakukan aktivitas penjualan secara langsung kepada end user, Anda bisa menjalankannya secara konvensional.
~ Bagi Anda yang berjiwa aktif dan suka bersosialisasi dengan banyak orang, Anda bisa menjalan sistem network marketing-nya.

Anda kuasai product knowledge-nya, marketing plan kemudian ajarkan kepada orang lain untuk melakukan aktivitas yang sama sehingga di dalam group Anda akan terbina banyak distributor yang melakukan aktivitas sama dengan yang Anda lakukan.
~ Bila Anda akrab dengan dunia online, Andapun bisa membangun usaha Bisnis NASA ini total secara online, mulai dari sistem perekrutan distributor baru, pembinaan jaringan, dan penjualan bisa Anda lakukan secara online melalui sebuah media blog atau website bahkan account jejaring sosial seperti facebook maupun tweeter yang Anda kelola.

Bisnis NASA ini bisa dijalankan secara online atau offline, jaringan ataupun konvensional.
Berminat?
WA 085278169916

Pencegahan penyakit antraknosa pada cabe

Pencegahan penyakit antraknosa pada cabe

Penyakit busuk buah pada cabai atau antraknosa yang sering disebut dengan patek merupakan penyakit yang seringkali ditemui sehingga menyebabkan kerugian yang besar. Antranose disebabkan oleh cendawan jamur yaitu Colletotrichum sp. dan Gloeosporium sp. Jamur ini menyerang dalam kondisi lingkungan berkelembaban tinggi sekitar ± 95 % dan suhu udara rendah dibawah 320C, seperti saat ini dan jika menyerang pada biji cabai dapat bertahan hingga 9 bulan. Bila biji yang sudah terserang Anthraknose digunakan sebagai bibit lagi maka tanaman dari bibit tersebut dapat tertular Anthraknose.
Antraknose dapat menyerang buah cabai yang masih muda maupun yang hampir matang. Gejala busuk basah buah pada cabai yang sudah matang berarti buah cabai sudah terinfeksi sejak buah cabai masih hijau. Gejala awal antraknosa berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah cabai, kemudian menjadi busuk lunak. Bagian tengah bercak tersebut terdapat kumpulan-kumpulan titik-titik hitam yang merupakan kumpulan cendawan. Serangan berat dapat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering.

Cara penanganan penyakit antraknose :

-Rotasi tanam dengan family yang berbeda, dengan tujuan agar memutuskan siklus perkembangan penyakit
-Musnahkan tanaman atau buah yang terserang penyakit ini
-Pemupukan dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman kuat
Pupuk organik, akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit
-Hindari adanya air tergenang dan gulma agar tidak terlalu lembab
-Menanam benih bebas patogen pada lahan yang tidak kontaminasi oleh patogen penyakit patek
-Bikin jarak tanam lebih dari 70 cm pada saat seperti curah hujan agak tinggi seperti ini.
-Memanfaatkan agens antagonis, yaitu NATURAL GLIO.

Penggunaan agens hayati merupakan cara efektif dalam pengendalian antraknose.
Cara pakai : GLIO disemprotkan sehari menjelang penutupan mulsa plastik.
Selamat mencoba

INFO /ORDER / DAFTAR AGEN BARU :
WA : 085278169916

 

CARA AGAR TANAMAN KOPI BERBUAH LEBAT

Tips Agar Tanaman Kopi Berbuah Lebat
Cara membuat tanaman kopi berbuah lebat selain perawatan juga diperlukan pupuk perangsang buah kopi, untuk meningkatkan produksi jenis pupuk organik yang digunakan adalah SUPERNASA, POWER NUTRITION, POC NASA danHORMONIK. Selain pupuk organik juga diperlukan pupuk NPK yaitu Urea, KCL dan SP-36. Pupuk - pupuk organik diatas adalah pupuk kopi terbaik selain itu mudah dalam pengaplikasiannya. berikut tips cara pemupukan kopi dengan pupuk organik NASA.

CARA AGAR TANAMAN KOPI BERBUAH LEBAT

CARA PEMUPUKAN
Pemupukan dibuat lubang kecil disekeliling tanaman, pupuk dimasukkan dan ditutup tanah. Akan lebih baik jika ditambah dengan SUPERNASA dosis 1 botol 250 grm untuk 200 tanaman. caranya 1 botol SUPERNASA 250 gr diecerkan dalam 2 liter air jadikan larutan induk, kemudian setiap 1 liter air dicampurkan 10 cc larutan induk tadi kocorkan atau siramkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-4 bulan sekali.
Apabila tanaman sudah berproduksi tambahkan pupuk khusus pembuahan yaitu POWERNUTRITION.

POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untu perangsang mengoptimalkan pembuahan dan meningkatkan produksi khususnya tanaman kopi. Cara pemakaiannya atau aplikasinya bisa dicampurkan denganSUPERNASA dan dosisnya pun sama seperti dosis pemberian SUPERNASA.
Untuk pemeliharaan semprotkan 5 ttp POC NASA + 1 ttp HORMONIK interval 1 bulan sekali.
Selamat mencoba dan buktikan hasilnya.

MANFAAT SETELAH PENGAPLIKASIAN PUPUK NASA :
~ Mengurangi kerontokan bunga dan buah
~ Daun lebih hijau dan lebat
~ Jumlah bunga meningkat
~ Warna buah lebih mengkilat
~ Tanah menjadi subur dan gembur
~ Hasil panen meningkat
=====================================================================
INFO /ORDER / DAFTAR AGEN BARU :
WA : 085278169916

Rabu, 17 Januari 2018

Mengalihkan subsidi pupuk langsung ke petani

KENAPA BERAS IMPOR LEBIH MURAH DARIPADA BERAS LOKAL?
Pertanyaan itu sering timbul oleh petani karena beras impor tentu butuh biaya untuk transportasi. Pemerintah katanya mengimpor beras disebabkan kurang cadangan beras di Bulog. Padahal petani terus melakukan panen, dan Bulog tidak mampu menyerap hasil panen petani karena HPP yang rendah, sehingga petani lebih memilih menjual padinya ke pihak lain.
Jadi apa penyebab beras impor (dari Thailand dan Vietnam) lebih murah?
1. Kepemilikan lahan oleh petani di Vietnam rata-rata 2 ha per petani, sedangkan di Indonesia hanya 0,3 ha dan itupun banyak yang menjadi petani penggarap. Dengan lahan yang luas, tentu biaya produksi bisa ditekan. Jika lahan yang dikelola sedikit, biaya produksi tidak sebanding dengan hasil panen. Petani pun lebih suka menjual padi dalam bentuk GKP.
2. Pemakaian pupuk oleh petani Vietnam tidak sebanyak petani Indonesia dikarenakan kualitas pupuk disana yang lebih bagus. Pemakaian pupuk kimia yang berlebihan di Indonesia menyebabkan biaya produksi yang tinggi dan tingkat kesuburan tanah menjadi menurun.
 
Lalu bagaimana agar supaya produksi hasil pertanian petani Indonesia meningkat baik hasil maupun kesejahter4n p3tani s3rta harga yang terjangkau di masyarakat?
A.Menghapus subsidi pupuk
Kualitas pupuk subsidi dan non subsidi jelas berbeda walaupun kandungannya sama. Sepert urea subsidi 50 kg dengan 46% nitrogen tidak akan sama hasilnya untuk tanaman padi dibanding urea non subsidi yang 50 kg. Kalau diibaratkan kita makan mi instan, satu bungkus Indomie dengan satu bungkus Sarimie, dengan produsen yang sama, kenyangnya sama, tapi nikmatnya beda. Pupuk subsidi pun hanya dinikmati pengusaha dan pedagang, karena mereka lah yang disubsidi, namun harga dan kualitasnya tidak sesuai dengan harapan petani.
Subsidi pupuk bisa dialihkan dengan memberi insentif kepada petani dari setiap hasil panen dengan persyaratan tertentu. Seperti yang telah dilakukan di Sumatera Barat dimana setiap kilogram hasil panen produk organik yang telah bersertifikat organik mendapat insentif Rp 250,-. Namun disayangkan, produk tersebut masih dijual diatas harga produk konvensional sehingga produk organik yang laris itu tergolong ekslusif. Lain halnya dengan petani/poktan yang telah mendapatkan sertifikat Prima 3 dan PSAT, manfaat secara finansial belum didapat oleh petani.
Biaya produksi produk organik, Prima 3 dan PSAT tentu lebih murah dari konvensional dan juga lebih sehat. Produk Prima 3 dan PSAT dengan meminimalikan penggunaan pupuk kimia dan pestisida sedangkan organik yang tanpa kimia. Hal ini tentu dibutuhkan bahan alami atau kompos untuk meningkatkan hasil, peran petani dan peternak juga turut andil untuk kesuksesan hasil pertanian, karena awal dari pertanian merupakan akhir dari peternakan dan begitu pula sebaliknya.
Dengan menjual produk organik, Prima 3 dan PSAT sesuai harga pasar (sama dengan produk konvensional) atau dibatasi oleh HET, tentu masyarakat konsumen akan lebih memilih produk tersebut dibandingkan dengan konvensional. Disinilah subsidi pupuk tersebut dialihkan menjadi insentif bagi petani organik, prima3 ,PSAT atau apapun namanya nanti. Perlahan petani konvensional pun akan mulai meninggalkan pertanian konvensional.
Penghapusan subsidi pupuk memang ada pro dan kontra. Hal diatas itu adalah bagi yang setuju pupuk subsidi dihapus. Namun bagi yang ingin tetap ada subsidi, agar harga pupuk tersebut sampai ke petani dengan harga yang wajar serta sebanding dengan kualitasnya adalah dengan memotong rantai distribusi pupuk yang panjang. Pemerintah pun telah melakukannya terhadap beras dengan adanya TTI. Juga adanya HET bagi pestisida kimia yang bisa berubah kapan saja harganya. Hal seperti ini telah dilakukan Kementrian Kesehatan terhadap obat-obatan.
B. Pengolahan pasca panen oleh petani
Selama ini, petani selalu menjual hasil panennya khususnya padi dalam bentuk GKP. Panjangnya rantai dari padi menjadi beras hingga sampai ke tangnan konsumen menjadi salah satu sebab beras menjadi mahal.Jika petani melakukan sendiri atau dalam wadah Poktan/Gapoktan ataupun Koptan tentu nilai tambah yang didapat akan lebih banyak. Sesungguhnya menjadi petani memiliki resiko yang lebih tinggi karena kegagalan dalam budidaya cukup tinggi, sedangkan pasca panen cendrung kecil. Permasalahan ditingkat petani/poktan adalah ketidaktersedianya sarana dan pra sarana pengolahan pasca penen seperti RMU dan transportasi serta akses pasar.
Semua itu tergantung kepada kebijakan Pemerintah melalui Kementrian Pertanian dan juga Pemda masing-masing.
"Apakah selamanya petani akan selalu menjadi penyedia pangan murah bagi masyarakat, namun disisi lain kesejahteraan mereka seolah terabaikan!"
Salam Bangga jadi Petani.

Kamis, 07 Desember 2017

Pengaruh umur benih padi terhadap hasil panen padi

Dalam upaya meningkatkan hasil produksi padi, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan petani. Baik dalam modernisasi alsintan, penyedian benih berkualitas, pengadaan pupuk serta teknologi lain yang tujuannya untuk kesejahteraan petani.

Bibit atau benih padi merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan tersebut. Pemerintah menganjurkan pemakaian benih muda (10-15 hss) agar didapat anakan padi yang lebih banyak. Namun dengan menggunakan benih muda, hama keong masih menghantui petani. Tidak sedikit pula petani yang menggunakan benih tua yang salah satu tujuannya untuk menghindari benih di makan oleh keong. Hal yang sama terjadi untuk penanaman satu benih per lubang tanam.

Berbagai penelitian dan uji coba terutama untuk penanaman padi dengan umur dan jumlah yang berbeda. Tapi banyak dilakukan pada petak sawah yang berbeda. Walaupun petak sawah tersebut berdampingan, namun faktor tanah dan air tentu akan berpengaruh pada perkembangan dan hasil panen.  Untuk itu, kelompok tani  Rimbun yang berlokasi di nagari Ampang Gadang, kec Ampek Angkek, kab Agam, Sumbar, mencoba menguji pengaruh umur benih padi terhadap perkembangan dan hasil panen yang akan didapat.

Tujuannya adalah
- Untuk mengetahui perkembangan anakan padi yang didapat
- Selisih waktu panen
- Perbedaan hasil panen
Dari beberapa varietas padi yang banyak di tanam disini yaitu padi Ampek Angkek, padi Kuriak Kusuik, padi Kusuik Putiah serta padi Saratuih. Pada kesempatan ini, kami mencoba dengan varietas  padi Saratuih yang merupakan padi dengan umur panen paling cepat dibanding varietas lain.

-Penanaman dilakukan terhadap benih yang berumur 23 hss dan 38 hss sistem tegel  dengan jumlah benih per lubang tanam 3-5 batang.
- Pemupukan dilakukan hanya satu kali saja yaitu 5 hst. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pengalaman di lapangan, jika dilakukan pemupukan 2 kali, maka kemungkinan padi rebah akan semakin besar. Juga dengan pemupukan sekali, hasil panen 95% bernas.
- Pengairan dimulai 7 hst sampai 45 hst. Hal ini juga untuk menghindari padi rebah disaat menjelang panen, karena umur padi yang pendek dan juga bauh padi yang bernas
- Setelah umur padi 28 hst, terlihat perbedaan tinggi padi dan jumlah anakan. Rata-rata anakan untuk benih 23 hss 40 batang per rumpun, sedangkan yang 38 hss hanya 27 batang per rumpun.

Dari pengamatan yang sedang berjalan ini, besar kemungkinan waktu panen dan hasil panen pun nanti akan berbeda. Jika biasanya dengan perlakuan normal sebelumnya, padi Saratuih bisa dipanen 105 hst. Untuk itu, disarankan kepada petani untuk lebih baik menggunakan benih muda dalam budidaya tanaman padi. Jika masih ragu benih padi dimakan keong jika menggunakan benih yang relatif muda (10-15hss), gunakanlah benih dengan umur 21-30 hss baik itu dengan tanam secara jajar legowo, tegel atau pun padi tanam sabatang (pts).
Selamat mencoba yang terbaik untuk mencapai peningkatan hasil panen padi.


Selasa, 31 Oktober 2017

Kerugian makan nasi dari beras putih

Nasi merupakan makanan pokok hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Bahkan ada istilah "belum makan kalau belum bertemu nasi".   Nasi yang kita makan umumnya berasal dari beras putih. Semakin putih dan mengkilap beras tersebut, kita beranggapan kualitas berasnya semakin bagus.
Pendapat tersebut tidaklah salah dan tidak juga benar. Karena untuk mendapatkan beras putih tersebut, semenjak dari berbentuk padi hingga menjadi beras, melalui dua kali proses yaitu pecah kulit dan penyosohan (dipoles). Dengan proses penyosohan, berakibat hilangnya beberapa kandungan gizi pada beras, diantaranya
  • 67 % vitamin B3
  • 80 % vitamin B1
  • 90 % vitamin B6
  • 50 % zat mangan
  • 50 % zat posfor
  • 60 % zat besi
  • Serat dan asam lemak esensial
Bahkan kadang kala juga ditambahkan berbagai zat yang bisa membahayakan kesehatan kita.
Sungguh merupakan sebuah kerugian besar bagi kita selama ini.

Lalu, beras apa yang sehat dan menyehatkan untuk dikonsumsi?
Kita mungkin sudah mendengar tentang beras Coklat. Beras coklat merupakan beras yang hanya mengalalmi sekali proses penggilingan atau yang lebih dikenal dengan beras pecah kulit,dimana hanya membuang lapisan sekamnya saja. Secara tampilan, beras coklat kurang menarik dibandingkan beras putih sehingga jarang dikonsumsi.
Beras coklat yang masih sedikit beredar dipasaran saat ini berasal dari budidaya padi secara konvensional dan organik. Tentu beras coklat organik akan mempunyai nilai gizi yang lebih dari pada yang konvensional.

Selain dari perbedaan mendasar beras putih dan beras coklat tadi, perlakuan dalam pencucian beras pun menjadi hal yang diabaiakan begitu saja selama ini dalam memasak nasi. Kebiasaan kita selama ini, sering dalam melakukan pencucian beras secara berulang-ulang sampai air cucianya berwarna bening. Pencucian beras hendaklah hanya untuk sekedar menghilangkan kotoran dan debu saja (1-2 kali), karena setelah beras di poles oleh penggilingan padi ditambah lagi pengikisan zat gizi pada saat mencuci beras. Pencucian pertama biasanya airnya keruh, yang itu berarti lapisan terluar beras ikut terkikis. Kandungan vitamin B1 akan semakin hilang dari beras, sehingga walaupun kita banyak mengkonsumsi beras, tubuh kita mudah lesu dan tidak optimal dalam berfikir.

Kandungan yang terdapat pada air cucian beras (air tajin) :
- 80% vitamin B1
- 70% vitamin B3
- 90% vitamin B6
- 50% zat mangan
- 50% fosfor

Beras putih bersih dan mengkilap memang enak dipandang mata dan rasanya pun enak, namun kandungan gizinya telah berkurang. Kini tergantung pada masing-masing kita lagi, apakah ingin enak, atau ingin sehat? Tentu ketersediaan beras coklat di pasaran masih sangat sedikit, maka dari itu mulailah dengan memerbaiki cara mencuci beras yang baik. Disamping perut kita kenyang, tentu kesehatan juga harus dijaga. Tentu kita mencontoh orang tua kita dahulu yang memproses beras dengan menggunakan kincir air sehingga beras yang dihaasilkan lebih sehat dan berkualitas.





Sabtu, 30 September 2017

Faktor yang mempengaruhi rendemen beras

Setelah melakukan panen padi, biasanya sebagian besar petani langsung menjual ke tengkulak atau tempat penggilinga padi dalam bentuk GKP (Gabah Kering Panen). Padahal jika petani mau sedikit bekerja dan berusaha yakni dengan mengolah padi tersebut menjadi beras, tentu keuntungan yang akan didapat akan meningkat. Hal inilah yang seharusnya dilakukan petani.
Untuk memulainya, dapat dilakukan "semampunya" dulu dengan menyisihkan separuh dari hari hasil panen padi untuk diolah menjadi beras.

Hitungan ekonomi sederhananya adalah :
Jika  harga gabah 180.000/ karung (ditempat kami menjual dalam bentuk per karung dengan berat 35-36 per karung) sehingga  GKP 5.000/kg. Dengan melakukan penjemuran 2-4 hari yang tentunya dipengaruhi oleh cuaca (upah menjemur kalau di penggilingan per karung Rp 2.500-3.000), lalu di giling di heler yang menghasilkan bersih untuk petani biasanya 19 kg (ditambah biaya penggilingan 1 kg). Lalu petani dapat menjual beras tersebut dengan harga Rp 11.000 - 12.000/kg, keuntungannya pun akan meningkat. Bagaimana dengan pemasarannya? Dengan berkelompok (kelompok tani), tentu hal ini tidak akan menjadi masalah. Itulah yang telah kami lakukan sejak tahun 2015 lalu dalam kelompok tani Rimbun, sehingga produk beras kami berupa beras Ampek Angkek yang telah mendapat nomor registrasi PSAT (Pangan Segar Asal Tumbuhan) dari Dinas Pangan Sumatera Barat telah mampu menembus beberapa mini market di kota Bukittinggi dan kota lainnya di Sumatera Barat, Riau dan di pulau Jawa. Juga beras Ampek Angkek dapat menembus Minang Mart dan Transmart di Padang dan Pekanbaru.
Lalu apa faktor yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan?
1. Budidaya
Dalam melaksanakan budidaya, dibandingkan dengan petani zaman dahulu (dibawah tahun'90 an), mereka masih banyak mempergunakan bahan organik atau memanfaatka ketersediaan di alam sebagai pupuk. hasil panen yang didapat pun sangat berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya "Rangkiang" tempat menyimpah gabah yang sanggup bertahan lama dengan tidak mempengaruhi kualitas gabah dan beras yang dihasilkan. Saat ini petani kita serba instan dengan memakai pupuk kimia secara berlebihan terutama urea (nitrogen/N). Dengan memakai nitrogen yang berlebihan, banyak gabah yang kurang atau tidak bernas serta beras nya pun banyak terdapat noktaf putih.
Solusinya adalah:
-Dengan mengurangi pemakaian urea dan memperbanyak pupuk yang mengandung fosfor (P) sehingga gabah bernas banyak didapat.
-Kembali ke alam dengan pertanian organik. Bobot gabah padi organik berbeda dengan padi konvensional dan rasanya sudah pasti lebih enak dengan perlakuan organik
2. Perlakuan waktu panen
Hal ini telah dibahas dalam postingan terdahulu yaitu " Menghitung losis panen padi"
3.Penangan pasca panen dan penggilingan padi yang tepat
Proses pengangkutan dan penjemuran padi sering kali diabaikan oleh petani dan pelaku heler. Padahal jika diperhatikan, pada saat penjemuran pun tidak sedikit padi yang hilang. Diaataranya karena padi yang kurang bernas dan terbuanngnya gabah akibat pemballikan yang kurang baik.
Dalam proses penggilingan padi dari GKG (Gabah Kering Giling) menjadi beras, kadar air sangat menentukan hasil dan kualitas beras.
 Dari hasil uji coba yang dilakukan dengan kadar air 12%, beras yang didapat atau rendemennya 64%. Sedangkan dengan kadar air 11%, rendemennya 68%. Padi yang kami pakai adalah padi Ampek Angkek. Rendemen untuk setiap varietas padi tentulah berbeda, karena berat dan ketebalan kulit padinya pun jelas berbeda.
Uji coba ini kami lakukan penggilingan padi di penggilingan Limo Jurai dan Bangkit Jaya. Hal ini dikarena kelompok tani Rimbun belum memiliki penggilingan padi sendiri. Dengan tidak memiliki penggilingan padi sendiri, kelompok/petani akan dirugikan dengan tidak termanfaatkannya hasil samping dari proses penggilingan yaitu:
-Dedak
Dedak selain untuk pakan ternak, juga bisa dibuat berbagai macam olahan makanan
-Menir
Juga selain untuk pakan, menir dan beras patah dapat dijadikan tepung beras dan selanjutnya diolah menjadi berbagai makanan
-Sekam
Dapat untuk proses pembakaran dan juga bahan pembuatan kompos
Semoga kedepannya petani tidak lagi fokus ke budidaya saja, namun juga harus mampu mengolah sendiri hasil panennya.


Rabu, 20 September 2017

Cara alami mengendalikan hama tikus

Banyaknya hama tikus yang menyerang tanaman padi di kecamatan Ampek Angkek, tentu sangat meresahkan petani dan juga Dinas Pertanian Kab Agam. Karena bisa merugikan petani dan juga target swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah, sulit untuk di capai. Untuk itulah, Dinas Pertanian Kab Agam melalui Kabid Tanaman Pangan Bapak Zul Efendi yang didampingi oleh Koordinator POPT kab Agam bapak Asmarni terjun langsung memberi peyuluhan kepada sekitar 70 perwakilan kelompok tani di kec Ampek Angkek yang di pusatkan di nagari Ampang Gadang.
Dari acara dan hasil diskusi dengan para petani dapat disimpulkan beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi hama tikus ini.

Kunci utama dari pencegahan dan pengendalian hama ini adala TANAM SERENTAK, BERSAMA DAN BERKELANJUTAN
PENCEGAHAN
1. Tanam serentak
Memang tanam serentak untuk beberapa wilayah bisa dilaksanakan, namun jika tidak bisa jarak waktu tanam janganlah sampai 1 bulan. Dengan tanam serentak, hama tikus akan mudah dikendalikan, sebab kalau tidak serentak ketersedian makanan bagi tikus selalu ada
2. Memelihara musuh alami tikus
- Burung hantu merupakan musuh aami tikus. petani dapat membuat semacam tiang gawang di sawah untuk hinggap burung hantu di malam hari
- Ular
-Musang. Musang dapat dipancing keluar dari sarangnya dengan umpan berupa kulit nangka dan pisang rotan
- Harimau buluah, adalah sebangsa harimau yang ukurannya lebih besar sedikit dari kucing. Konon jika harimau buluah ini melewati persawahan, tikus tidak akan mengganggu padi untuk beberapa waktu lamanya.
- Anjing
3. Membuat pematang sawah miring dengan kemiringankurang dari 45 derajat. Dengan pematang sawah yang miring, sinar matahari akan masuk jika tikus membuat sarangnya. Tikus tidak pernah bersarang di pematang yang miring. Juga sarang tikus itu biasanya berada di sebelah selatan dan utara guna untuk menghindari sinar matahari
4. Beternak. Dengan memelihara ternak seperti sapi atau kerbau, rumput pematang sawah bisa digunakan petani untuk pakan ternaknya sehingga pematang sawah bisa selalu bersih
5. Bagi yang hobi menjala burung2 sawah, dapat dilakukan malah hari. Selain mendapatkan burung, juga bisa mendapatkan tikus. Gunakakan jaring yang agak rapat
6. Tanam dengan sistem jarwo
7. Ikut AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi)
Dengan hanya bermodalkan 9.000 rupiah, petani sudah bisa mengasuransikan tanaman padinya seluas 0,25 ha untuk sekali tanam. Dengan uang sedemikian, jika terserang hama tikus 75% dari luas petak sawah, petani sudah bisa mengklaim asuransinya.

PENGENDALIAN
Bagaimana jika sudah terkena serangan hama tikus?
1. Segera lakukan pengeringan sawah. Tikus senang dengan sawah yang berair apalagi yang air mancak/sedikt
2. Menebar kotoran kambing disawah. Aroma tidak sedap dari kohe kambing, bisa membuat tikus tidak berani masuk kesawah dan juga berfungsi sebagai pupuk
3. Membuat tabung bambu. Tabung bambu diletakkan disawah sebelum padi berumur 2 bulan
4. Menebar oli bekas di pematanng sawah, ini darus diulangi setiap 7-10 hari
5. Membongkar sarang tikus (pematang)
6. Membasmi tikus dengan racun tikus, belerang
7. Memberi umpan tikus haruslah dengan berganti ganti umpan, karena tikus termasuk makhluk yang pintar. Jika sekarang dengan umpan racun, nantinya bisa diganti dengan umbi gadung.
Inilah hasil diskusi dengan penyuluh pertanian, POPT dan petani serta beberapa hal yang telah dilakukan kelompok tani Rimbun dalam mengendalikan hama tikus.
Anda punya pengalaman lain mencegah dan mengatasi hama tikus?
Semoga bermanfaat!

Apa itu padi dan beras Ampek Angkek?

Masih ada sebagian masyarakat bahkan petani yang masih keliru pemahaman tentang padi ampek angkek dan beras ampek angkek. Karena beranggapan bahwa beras ampek angkek adalah beras hasil padi yang di tanam di kecamatan ampek angkek. Itu adalah sebuah kekeliruan sebab padi yang di tanam di kecamatan ampek angkek ada berbagai varietas seperti padi kuriak kusuik, padi saratuih, padi kusuik putiah, padi ampek angkek dan lainnya. Padi ampek angkek di tanam oleh 65 persen petani di kecamatan ini.
Tidak seperti di tempat lain dimana sebut saja beras A , namun varietas padinya berbagai macam, tapi tetap disebut beras A.


Lalu bagaimana dengan padi dan beras ampek angkek?
Padi ampek angkek adalah padi hasil pemurnian dari padi randah putiah yang mempunyai umur panen 165 hst yang telah dilakukan oleh kelompok tani Karya Pembangunan di nagari balai gurah. Namun saat ini perkembangan dari benih padi ampek angkek ini sedikit terkendala karena belum mempunyai label biru atau belum di lepas oleh Kementan RI. Tapi petani tetap mengembangkan padi ampek angkek atau yang dulu dikenal dengan padi randah putiah. Saat ini juga sedang di uji coba penanaman padi ampek angkek yang telah melalui proses radiasi oleh BATAN , sehingga diharapkan bisa memperpendek umurnya.
Satu hal lagi. Padi ampek angkek mempunyai rasa khas jika ditanam di kec ampek angkek, kec canduang, kec banuhampu, kec tilatang kamang, kec kamang magek kabupaten agam dan di kota bukittinggi bagian timur. Padi ampek angkek juga dapat tumbuh dengan baik di tempat lain, namun rasa nasinya berbeda dengan hasil dari daerah tadi. Hal ini disebabkan faktor tanah dan air.
Nah, hasil dari padi ampek angkek inilah yang kemudian menjadi beras ampek angkek. Bukan beras yang ditanam di kecamatan ampek angkek. Hal ini perlu di pahami agar nanti namanya beras ampek angkek, tapi isinya bukan hasil panen dari padi ampek angkek itu sendiri.

Mewaspadi gagal panen padi

Sejak akhir tahun lalu, sudah ada sebagian petani padi yang membeli beras , padahal mereka adalah penghasil beras. Hal ini terjadi akibat musim panas pada pertengahan tahun lalu sehingga banyak petani yang gagal panen. Pemerintah melalui Kementan sudah memperbaiki berbagai jaringan irigasi, bantuan alsintan bagi petani, namun jika cuaca tidak mendukung, petani pun mengalami kerugian.
Untuk mengantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi, ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh petani padi :
1. Ikut dalam program AUTP (Asuransi usaha tani padi). Dengan hanya membayar Rp 18 ribu untuk setengah hektare lahan sawah per waktu tanam, petani terlindungi dengan program AUTP ini, walaupun di nanti padi mengalami gagal panen baik karena kekeringan, banjir, hama penyakit dan hama tikus kecuali hama burung. Banyak petani yang kadang menyesal tidak ikut AUTP ketika padinya mengalami kegagalan. Padahal hanya seharga sebungkus rokok, jika gagal dapat mengklaim rp 3 juta untuk setengah hektare tersebut. Dan jika ada penundaan tanam, petani bisa melaporkan ke Jasindo. 


2. Petani padi pun hendaknya juga bertanam tanaman hortikultura agar waktu luang dalam budidaya padi dapat berguna. Karena jam kerja efektif petani padi mulai dari menyemai benih hingga panen, hanya 15-20 persen saja tergantung umur varietas padi.
3. Petani jangan lagi membiasakan menjual hasil panen dalam bentuk padi / gabah kering panen (gkp). Dengan mengolah sendiri gkp menjadi beras, maka keuntungan petani pun akan bertambah. Ini dapat di mulai dengan mengolah sendiri gkp secara berangsur2. Dengan pengolahan yang baik, tentu akan menghasilkan beras yang berkualitas dan petani dapat menjualnya kepada tetangga atau pedagang beras. Disamping itu pun masih banyak yang bisa dilakukan oleh petani seperti membuat tepung beras dan berbagai makanan olahan dengan bahan baku dari tepung beras tersebut.
Dengan melakukan hal tersebut, petani akan mendapat nilai tambah daripada hanya sebagai penghasil padi saja. Karena petani yang dengan susah payah dalam membudidayakan padi, tapi jika hanya menjual dalam bentuk bahan mentah, tentu petani hanya akan terus berputar disitu saja.
Petani lah yang akan mampu merubah nasibnya, karena petani mempunyai keterbatasan tenaga dan umur untuk terus bermain dalam lumpur.

Sabtu, 24 Juni 2017

Mengatasi hama burung pada tanaman padi dengan menggunakan jengkol (jariang)

Jika padi telah mulai menguning, hama yang di takutkan petani adalah hama burung. Hama burung ini kalau tidak di atasi, bisa mengakibatkan kerugian yang besar bagi petani. Bahkan pemerintah dengan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tidak memasukkan hama burung dalam OPT penyebab kerusakan padi.
Berbagai upaya telah coba di atasi petani untuk mengatasi hama burung ini. Ada dengan orang2an sawah, memasang benang di atas padi dan ada pula dengan memasang waring, walaupun ini efektif tapi biaya cukup besar. Serta ada pula dengan memakai pestisida alami dari jengkol yang di letakkan disawah.
Tergantung mana yang di sukai petani atau ada cara lain yang lebih baik?


Jengkol atau jariang, selain untuk makanan, juga bisa digunakan sebagai sarana pengusir hama burung di sawah. Seperti yang dilakukan oleh salah seorang anggota kelompok tani Rimbun di nagari ampang gadang dengan memanfaatkan jengkol untuk mencegah burung hinggap di padi dan mencegah hama tikus.
Caranya;
1 kg jengkol di potong sebesar dadu, lalu di rendam dalam 1 liter air selama 24-36 jam. Air rendamannya dimasukkan ke dalam botol air mineral, setengah nya. Dibagian sampingnya di buatkan lubang sehingga aroma jengkol nya menyebar. Botol di gantung di sawah, lebih banyak lebih baik. Aroma jengkol inilah yang membuat burung enggan menghampiri padi. Air rendamannya jengkol di ganti setiap 15-20 hari.
Juga bisa dengan menyemprotkan ke areal sawah dg 1 liter air rendaman /
15 liter air , sekaligus untuk mengusir tikus. Air rendaman jengkol ini bisa di siramkan ke lubang tikus. 

Tahapan pembuatan ramuan jengkol untuk mengatasi hama burung :
1. Siapkan jengkol 1 kg, lebih baik yang sudah tua
2. Kupas jengkol, lalu di potong sebesar dadu, bisa juga dengan kulitnya
3. Rendam potongan jengkol dalam 3-5 liter air, lebih sedikit airnya akan lebih baik karena baunya akan lebih terasa
4. Rendam selama 24-36 jam
5. Air rendaman berikut jengkol dimasukkan kedalaman botol mineral yang sedang, setengah nya saja
6. Lubangi botol disamping atas nya agar aroma jengkol menyebar
7. Gantung botol di sawah dengan jarak 10-15 meter, lebih rapat lebih baik
8. Ganti atau tukar air rendaman jengkol setiap 15-20 hari
Dengan cara seperti ini, burung akan enggan menghampiri padi dan petani pun dapat menikmati hasil panen yang lebih baik, di saat sekarang ini harga GKP sangat tinggi, rp 7000/kg.
Selamat mencoba

Rencana kerja Poktan Rimbun 2017

aratuih hari, cisokan dan lainnya. Mulai dipasarkan akhir bulan ini dg kemasan 2,5,10 dan 20 kg.
2. Peningkatan produksi dan kualitas beras ampek angkek
- membuat lantai jemur
- melanjutkan realisasi pengadaan gabah dg sejumlah keltan
- perluasan jaringan pemasaran
- mengupayakan penambahan lahan sawah kelompok
3. Karena hingga saat ini pendanaan pengadaan masih dr swadaya keltan, maka perlu menjalin kerjasama dg pihak perbankan, atau pola kemitraan dg BUMD/BUMN serta melalui LPDB.
4. Mengadakan pelatihan untuk menambah ilmu, keterampilan serta mengembangkan ke wirausaha an anggota kelompok. Tahap awal, pd awal bulan depan akan diadakan pelatihan kewirausahaan yang bekerja sama dg salah satu perguruan tinggi negeri.
5. Terus mengembangkan pertanian organik dg penambahan komoditi serta memproduksi secara massal kompos organik.
6. Meningkatkan produksi dan luas tanam tanaman cabe, bawang merah dan pepaya.
7. Pemasaran sayuran dg kemasan yang higenis dan menarik.
8. Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia
9. Membuat gudang kelompok 

10. Penggadaan Pengglingan padi
10. Perluasan kandang ternak
11. Melakukan studi banding untuk memotivasi anggota dg belajar dari keberhasilan petani di daerah lain.
Semoga semuanya dapat dai wujudkan demi kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar.

Karanok, alternatif sistem tanam padi selain jajar legowo

"KARANOK ", demikian kami petani di nagari ampang gadang, kec ampek angkek, kab Agam menyebut untuk tanaman sisipan padi yang ditanam secara acak /sembarangan, yang berguna sebagai penyisip rumpun padi yang mati karena di makan keong atau sebab lainnya. "Karanok " ini dipindahkan untuk menyisip rumpun tanaman yang mati tersebut pada 10-20 hst.
Dalam perkembangannya, tidak jarang pula "karanok " tsb tidak sempat dipindahkan karena tidak ada lagi rumpun padi yang akan disisip. Dari penanaman "karanok " yang tertinggal itu, pertumbuhan dan perkembangan "karanok " yang ditanam di tengah 2 diantara 4 rumpun (sistem tanam tegel , memiliki pertumbuhan yang seragam dg tanaman lainnya dibandingkan dengan karanok yang ditanam sejajar dg tanaman lain.
Didasarkan hal tersebut, kami mencoba menyederhanakannya dengan mengkombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1. Caranya adalah dengan menanam dengan jarak tanam 35x 35 cm dan antar lorong / setiap 4 baris 1,5 kali jarak tanam (sekitar 52,5cm). Kami mencobanya dengan dua cara yaitu cara pertama dengan menanam "karanok " disetiap antara baris 1 dan 2, baris 3 dan 4 pada barisan tanam dan cara kedua tetap sama dengan cara pertama namun dilewati satu dalam barisan tanam . Dengan cara pertama, ada penambahan rumpun 35 persen dibanding sistem tanam tegel dan cara kedua penambahan 25 persen. Kalau jarwo peningkatan 33 persen. Dengan karanok ini, pertumbuhan tanaman seragam, kalau jarwo tanaman sisipannya cenderung pertumbuhan nya lebih kecil.
Uji coba ini dilakukan pada 8 petak sawah dimana satu petak di tanam dg berbagai sistem tanam yaitu tegel, jarwo 4 : 1 dan karanok cara 1 dan 2. Padi yang ditanam varietas lokal, yaitu padi ampek angkek, padi cisokan dan padi kusuik putiah. Namun kami sedikit mengalami kendala karena faktor cuaca yang kurang mendukung, yang saat ini curah hujan yang berkurang. Walaupun demikian, cara ini kami yakini dapat meningkatkan hasil panen.

Setelah panen, berikut hasil yang kami dapatkan.
Kami pun telah mencoba dengan cara "karanok" dimana tanaman sisipan ditanam di antara rumpun. Ini adalah pengembangan dari jarwo 4:1 yang tanaman sisipan di pinggir, tapi kalau karanok di tengahnya. Karena masih uji coba, "karanok" tersebut kami tanam di antara setiap 4 rumpun utama.
Jika dengan sistem tanam tegel, padi varietas ampek angkek menghasilkan 8,2 ton/ha yang terdapat 78.600 rumpun /ha, dengan sistem karanok ini didapatkan hasil 10 ton/ha dengan 92.800 rumpun /ha, jumlah anakan produktif rata2 54.
Pada MT berikutnya, sistem karanok ini akan kami kembangkan dan sempurnakan lagi agar hasil panen dapat meningkatkan dan kesejahteraan petani pun tercapai.