Pola
tanam, varietas, tanah dan perlakuannya merupakan sebagian faktor
penentu hasil panen padi. Ketua keltan Rimbun mencoba berinovasi dan
menguji 5 macam pola tanam dalam satu petak sawah dengan varietas yang dipakai adalah padi ampek angkek. Ada jarwo 2:1, 4:1,
sistem tegel dan hazton serta pola tanam inovasi kami yakni pola tanam
"rimbun".
Dalam pola jajar legowo ini, jarak yang dipakai dalam baris adalah 20 cm dan antar baris 35 cm serta lorong
60 cm. Hal ini dikarenakan dengan penanaman secara tegel 35x35 cm, bewrarti sisipannya 17,5 cm, maka kan kesulitan ketika memanennya dan losis panen pun banyak. Hal ini dikarenakan dengan anakan yang banyak, akan kesulitan diwaktu memanen padi tersebut karena batang padi nyaris berdempetan dan pertumbuhan tanaman yang disisip tidak sempurna (anakannya sedikit) Dengan jarwo 2:1 ini, didapat populasi per hektarnya sekitar 115.200 rumpun sedangkan jarwao 4;1 ada 96.000 rumpun/ha.
Disamping itu kami tetap menanam dengan cara tegel 35x35 cm dengan perkiraan populasi 78.400 rumpun/ha. Satu lagi pola tanam yanng kami coba dalam lahan ini adalah hazton yang lebih dulu dikembangkan di Kalimantan Barat. Ada perbedaan pada cara penanamannya yaitu benih yang banyak tersebut bukan ditanam menumpuk (bulat), melainkan secara memanjang agar didapat anakan yang lebih banyak juga. Kalau ditanam menumpuk, tentu benih yang beranak hanya disekelilingnya saja. Dengan jarak tanam 40x40 cm, perkiraan terdapat 57.600 rumpun /ha.
Adapun percobaan kami selanjutnya adala pola tanam "rimbun" yang sudah kami uji coba untuk ketiga kalinya yang sekarang ini. Pola tanam "rimbun" 4;1 ini dalam barisnya 25 cm, antar baris 35 cm dan jarak lorongnya 60 cm. Populasi 1 ha 100.800 rumpun. Dengan cara ini, populasi yang didapat lebih banyak dari pada sistem tegel, hazton dan jarwo 4;1, serta sewaktu panen tidak akan mengalami kesulitan sehingga padi yang berserakan akan sedikit sehingga losis pun berkurang. Untuk padi ampek angkek ataupun varietas padi dengan anakan yangn banyak (diatas 40), ini adalah jarak yang ideal.
Semoga dengan terobosan dan perbandingan berbagai macam pola tanam, swasembada pangan akan terwujud.
Disamping itu kami tetap menanam dengan cara tegel 35x35 cm dengan perkiraan populasi 78.400 rumpun/ha. Satu lagi pola tanam yanng kami coba dalam lahan ini adalah hazton yang lebih dulu dikembangkan di Kalimantan Barat. Ada perbedaan pada cara penanamannya yaitu benih yang banyak tersebut bukan ditanam menumpuk (bulat), melainkan secara memanjang agar didapat anakan yang lebih banyak juga. Kalau ditanam menumpuk, tentu benih yang beranak hanya disekelilingnya saja. Dengan jarak tanam 40x40 cm, perkiraan terdapat 57.600 rumpun /ha.
Adapun percobaan kami selanjutnya adala pola tanam "rimbun" yang sudah kami uji coba untuk ketiga kalinya yang sekarang ini. Pola tanam "rimbun" 4;1 ini dalam barisnya 25 cm, antar baris 35 cm dan jarak lorongnya 60 cm. Populasi 1 ha 100.800 rumpun. Dengan cara ini, populasi yang didapat lebih banyak dari pada sistem tegel, hazton dan jarwo 4;1, serta sewaktu panen tidak akan mengalami kesulitan sehingga padi yang berserakan akan sedikit sehingga losis pun berkurang. Untuk padi ampek angkek ataupun varietas padi dengan anakan yangn banyak (diatas 40), ini adalah jarak yang ideal.
Semoga dengan terobosan dan perbandingan berbagai macam pola tanam, swasembada pangan akan terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar