Jumat, 15 Januari 2016

Beras Ampek Angkek, Simbol kebanggaan masyarakat Agam dan Sumatera Barat

Beras Ampek Angkek sudah lama dikenal masyarakat sejak zaman perjuangan dahulu. Namun keberadaannya seolah hilang ditelan zaman. Untuk membangkitkan dan memasyarkatkan kembali beras Ampek Angkek ini, sejak 4 tahun lalu, tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah dan para petani di kec Ampek Angkek duduk bersama untuk membangkitkan dan mengembangkan padi/beras Ampek Angkek ini. Setelah ditelusuri sejarahnya, maka bahwa padi ampek angkek ini adalah padi randah putiah yang kita kenal selama ini.
Dengan proses yang cukup anjang, dimulailah pemurnian padi randah putiah/padi ampek angkek ini yang dilakukan oleh kelompok tani Karya Pembangunan Nagari Balai Gurah. Maka pada tanggal 22 September 2014 lalu bertempat di Aia Tabik Nagari Ampang Gadang, dilakukan perluncuran perdana beras Ampek Angkek tingkat Sumatera Barat oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu yaitu Bapak Irwan Prayitno dan Bupati kab. Agam waktu itu Bapak Indra Catri. Sedangkan untuk tingkat Kabupaten Agam, launching dilaksanakan oleh Bapak Monisfar S. Sos selaku Kepala BP4K2P kab Agam di jorong Surau Kamba.
Kenapa beras Ampek Angkek ini dikatakan sebagai simbol kebanggan masyarakat Agam dan Sumatera Barat?
Pertama. Keseluruhan proses produksi dilakukan oleh petani. Dimulai dari pembibitan/penangkar benih oleh Bapak Wirman Z dari keltan Karya Pembangunan di jorong Koto Tuo Nagari Balai Gurah, kemudian penggilingannya dilakukan di heler/Penggilingan Padi Kecil (PPK) Gapoktan Limo Jurai Ampang Gadang yang diketuai oleh Bapak Zetria Edison. PPK ini juga telah mendapat bantuan revitalisasi oleh Dinas Pertanian RI, sehingga beras yang dihasilkan merupkan beras yang berkualitas premium dan rendemennya pun sesuai dengan ketentuan (64 persen). Sedangkan pengelolaan, pengemasan dan pemasan dilakukan oleh kelompok tani Rimbun melalui ketaunya Deddy Alfianto.
Kedua. Produknya jelas. Dengan proses dia tas dan didukung oleh semua kelompok tani yang ada di kec Ampek Angkek dan sekitarnya, maka kualitasnya pun terjamin. Dalam artian, beras ampek angkek yang dihasilkan oleh kelompok tani Rimbun yang merupakan kepanjangan tangan dari Gapoktan Limo Jurai Ampng Gadang tidak dicampur dengan beras varietas lain. Mutunya pun dijamin sesua dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Standarisai Nasioanal (BSN) melalui SNI no 6128-2008
Ketiga. Rasa dan Aroma khas beras "pera". Karena murni berasnya, maka beras ini sangat diminati dan dicari oleh masyarakat. Ini dibuktikan dengan pemasannya yang telah menjanngkau beberapa kota di Sumatera Barat, dan juga ke Riau, Jambi, Palembang, Jakarta dan Bandung. Bahkan sebuah bisnis pemasaran yang cukup besar di Tanggerang yaitu www.rumahberasku.com telah menyatakan minatnya untuk ikut memasarkan beras ampek angkek ini. Namun permintaan 1 ton/ belan belum bisa dipenuhi, maka kerjasama tersebut terpaksa di tunda dahulu. Produk beras ini mereka kenal ketika beras ampek angkek ikut dalam "Festival Beras Nusantara" pada bulan November tahun lalu di Jakarta. Dari Festival tersebut, juga dibahas tentang peluang ekspor beras lokal guna mengahdapi MEA yang telah membentang didepan mata.
Kedepannya, dengan dukungan dari pemerintah, petani serta masyarakat demi kemajuan dan perkembangan padi/beras ampek angkek ini,  swasembada pangan 2017 dapat terwujud. Amiiinn...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar