Sabtu, 23 Januari 2016

Teknik bertanam padi menggunakan "biduak" (sampan/perahu)


Dalam menanam padi sawah, ada berbagai cara yang dilakukan oleh petani, diantaranya:

1. Menggunakan caplak. Dengan cara ini, membutuhkan waktu dan biaya. Waktu yaitu kita harus melakukan tiga tahapan mulai dari menggaris secara membujur dan melintang, kemudian baru bisa ditanami. Selanjutnya biaya yang dibutuhkan membuat caplak antara Rp 50.000 - Rp 100.000.

2. Dengan bertanam secara mundur. Caranya benih yang telah diikat, ditebar lalu regu tanam menanam secara mundur dengan 4- 5 baris sekali jalan. Cara ini sering dilakukan oleh ibu-ibu dan sekarang sudah mulai ditinggalkan.

3. Rice-transplanter memang sangat menghemat waktu. Tapi kendala kami dilapangan adalah jarak tanamnya yang terlalu rapat yakni 22x30cm. Padahal idealnya untuk varietas ditempat kami adalah 25-30 x 30-35cm. Juga proses menyemainya yang mesti dipelajari khusus dan juga dikarenakan penanaman didaerah kami yang tidak serentak.

4. Menanam dengan menggunakan "biduak" (sampan/perahu).
Dengan menggunakan papan (lebih baik papan lantai yang tebal) sepanjang 50 cm dan ditambah pembatas  setinggi 10 cm disekelilingnya. Biayanya lebih murah karena bahan bisa diambil dari barang bekas. Lalu diikat dengan tali yang kemudian diikatkan ke pinggang tukan tanamnya. Benih yang telah kita cabut diletakkan didalam "biduak" dan dibawa/ditarik. Penanaman dilakukan satu baris. Jejak bekas "biduak" dijadikan sebagai patokan penanaman berikutnya dan jejak yang kita buat bisa terhapus dengan laju "biduak" tersebut.
Ciri khas dari penanaman dengan "biduak" ini adalah benih yang ditanam memiliki kemiringan antara 20-30 derjat. Ini karena posisi penanam yang selalu menunduk dan juga memililki keuntungan lain. Keuntungannya yaitu dengan posisi benih yang miring, maka anakan yang tumbuh akan semakin banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar